Pada tanggal 16 Juli 2018, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Dr. Hilmar Farid Setiyadi, telah membuka kegiatan yang diselenggarakan oleh Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran yang bertajuk “Workhsop Konservasi Fosil 2018” di The Sunan Hotel, Surakarta. Upacara pembukaan tersebut juga menampilkan pertunjukan seni Gejuk Lesung yang merupakan wujud kreatifitas warga Situs Sangiran dan sebagai pemberdayaan masyarakat Situs Sangiran. Kegiatan ini adalah yang ke-2 kalinya setelah Workshop Konservasi Fosil 2016. Workshop ini bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan kepada tenaga konservator dan para komunitas pelestari dalam melestarikan cagar budaya berupa fosil yang menjadi sumber daya arkeologis di situs-situs arkeologis di seluruh Indonesia.
Kegiatan ini diikuti oleh sebanyak 62 peserta dari BPCB (Balai Pelestarian Cagar Budaya) di seluruh Indonesia, Instansi Pemerintah Daerah, beberapa Museum seperti Musem Nasional, Museum Benteng Vredeburg, Museum Calio Makassar, dan Museum Ronggowarsito, serta komunitas pelestari cagar budaya. Kegiatan ini meliputi pemaparan materi-materi tentang penyelamatan temuan arkeologis, konservasi, kemajuan penelitian bahan konservan alami dari para narasumber yang ahli dalam bidangnya. Selain itu kegiatan ini juga dilengkapi dengan praktek di lapangan dalam menyelamatkan temuan arkeologis serta penanganan pasca penyelamatan. Salah satu materi yang baru dan berbeda dari Workshop sebelumnya adalah pemberian materi tentang pembuatan replika fosil beserta prakteknya dari narasumber dan pengajar yang profesional dalam bidang pembuatan replika.
Para peserta juga diberi kesempatan untuk saling bertukar pendapat dalam sesi diskusi yang membahas berbagai kendala yang dihadapi di tempat masing-masing dalam melakukan konservasi fosil. Kegiatan refreshing juga diberikan kepada peserta supaya tidak jenuh selama acara berlangsung seperti games dan ice breaking di sela-sela acara. Peserta juga diberi kesempatan untuk berkeliling Museum Manusia Purba Sangiran. Harapan dari terselenggaranya kegiatan ini adalah peserta dapat mengaplikasikan ilmunya di tempat masing-masing untuk melestarikan cagar budaya utamanya fosil dari situs arkeologis. (Seksi Pelindungan)