Situs Sangiran merupakan situs yang mampu mengungkapkan evolusi manusia, kebudayaan, dan lingkungannya. Potensi arkeologis yang terkandung di dalam Situs Manusia Purba Sangiran sangat besar sehingga banyak di kenal masyarakat baik masyarakat umum maupun peneliti dari Indonesia maupun manca negara. Potensi tersebut antara lain berupa fosil, artefak, dan lapisan stratigrafi tanah.
Pelestarian potensi yang dimiliki Situs Sangiran yang berupa fosil dan artefak sudah banyak di lakukan dengan cara dikonservasi kemudian dipamerkan di ruang pamer maupun disimpan di storage. Namun demikian upaya pelestarian lapisan tanah di Situs Sangiran masih belum banyak dilakukan padahal sudah terjadi perubahan tata guna lahan di bumi Sangiran. Perubahan tata guna lahan ini faktor alam seperti erosi, longsor dan berbagai faktor alam lainnya. Faktor lain adalah dari sisi ulah manusia yang merubah fungsi lahan dan lapisan tanah yang sangat penting dalam penelitian mengungkap sisi ilmiah dari Bumi Sangiran.
Upaya pelestarian lapisan tanah di Bumi Sangiran mulai dilakukan, salah satunya dengan menalud tanah yang ada di selatan Museum Manusia Purba Klaster Krikilan. Upaya penaludan ini merupakan bagian upaya melestarikan lapisan tanah vulkanik berusia 1,8 juta. Selain itu upaya penaludan ini bermanfaat untuk menjaga bangunan diatasnya. Upaya membangun talud ini menjadi upaya awal untuk melestarikan lapisan tanah yang ada di Museum Krikilan Klaster Krikilan sekaligus memperkuat bangunan yang ada diatasnya, jadi ada dua manfaat utama yang didapatkan. Semua ini merupakan salah satu upaya menyelamatkan lapisan tanah berusia 1,8 juta tahun yang sangat kaya akan pengetahuan dan berguna bagi penelitian ke depan, demian diungkap Dody Wiranto, S.S, M.Hum Kepala Seksi Pemanfaatan.
Dibawah ini merupakan lapisan tanah vulkanik berusia 1,8 juta yang ada di Museum Krikilan Klaster Krikilan sebelum di talud. Kondisi tanah masih rawan longsor terutama saat hujan lebat membasahi Bumi Sangiran.
Upaya pelestarian lapisan tanah vulkanik berusia 1,8 juta yang ada di Museum Krikilan Klaster Krikilan dilakukan dengan melakukan penaludan. Hasil dari upaya penaludan tersebut terlihat seperti pada foto dibawah ini:
(wiwit hermanto)