Pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak akhir tahun 2019 mengakibatkan berbagai dampak di Indonesia, salah satunya adalah museum. Museum Manusia Purba Sangiran merasakan dampaknya dengan tutupnya museum sejak 15 Maret 2020 sebagai salah satu upaya mencegah penyebaran Covid-19.
Tanggal 12 Oktober 2020 bertepatan dengan Hari Museum yang dirayakan setiap tahunnya, pada tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Tidak ada hingar bingar perayaan guna memperingati Hari Museum karena pandemi yang melanda, tidak ada kegembiraan menyambutnya, tidak ada senyum ceria karena dunia masih dilanda duka akibat pandemi. Hal ini sangat dirasakan di Museum Manusia Purba Sangiran yang hingga saat ini masih menutup museum bagi masyarakat, belum dapat melayani kunjungan museum.
Hal ini banyak ditanyakan oleh masyarakat melalui @sangirankita sebagai media sosial resmi BPSMP Sangiran. “Banyak yang menanyakan kapan museum dibuka untuk umum dan kami terus berkoordinasi dengan berbagai pihak sekaligus memantau perkembangan pandemi ini”, jelas Iwan Setiawan Bimas, S.S. selaku Pamong Budaya Ahli Muda BPSMP Sangiran.
Pada kesempatan berbeda, Iskandar Mulia Siregar, S.Si. memberikan penjelasan bahwa, “Belum bisa memastikan kapan museum dibuka, kita terus ikuti perkembangan, berita tentang pandemi”.
Selama Museum Manusia Purba Sangiran di tutup terus dilakukan upaya pemeliharaan rutin terhadap museum dan koleksinya. Selain itu berusaha untuk terus meningkatkan pelayanan museum secara virtual pada masyarakat, jika sebelum pandemi museum dapat dikunjungi dan disaksikan berbagai koleksinya, saat ini tetap dapat dilakukan melalui daring.
“Kami berusaha meningkatkan konten virtual museum yang bisa dinikmati secara online agar dapat terus memberi manfaat pada masyarakat”, jelas Iskandar.
Dengan pandemi ini, kita diajak untuk membiasakan yang sebelumnya tidak dilakukan, seperti dengan kunjungan museum yang dulu biasa dilakukan saat ini dilakukan melalui daring. Kita memang harus membiasakan kelaziman baru yang sebelumnya belum pernah terpikir. Memanfaatkan dan memaksimalkan penggunaan teknologi menjadi solusi bagi museum dalam memberikan layanan pada masyarakat.
Edukasi pada masyarakat terkait nilai penting Sangiran tetap dapat dilakukan walau museum masih tutup. Masyarakat diajak untuk memanfaatkan teknologi yang tersedia, memanfaatkan berbagai kemudahan teknologi yang ada di depan mata.
“Saatnya buat kita utuk berbagi, menjaga solidaritas, tetap memberi pembelajaran pada masyarakat dengan memanfaatkan teknologi”, pungkas Iskandar.
Belajar dapat dilakukan dimana saja dengan bantuan teknologi dan Museum Manusia Purba Sangiran mencoba mengambil jalan tersebut, teknologi guna memberikan edukasi pada masyarakat. Selamat Hari Museum, semoga pandemi dapat kita ambil hikmahnya dengan tetap mencintai dan menikmati koleksi museum dengan memanfaatkan teknologi yang ada. (Wiwit Hermanto)