Hari Kamis, 13 September 2018 di stan BPSMP Sangiran dikunjungi serombongan anak yang mengaku kelas 6 SD. Di stan mereka tidak saja mengekplor Sangiran melalui koleksi yang dipamerkan saja tetapi juga dengan membaca buku yang telah disediakan disertai berbagi penjelasan dari pemandu. Penjelasan demi penjelasan didapat dari pemandu, saat pemandu mencoba memberi penjelasan menggunakan teknologi aplikasi android pada buku “Mengenal Situs Manusia Purba Sangiran” berupa file 3 dimensi mereka makin tertarik mendengar penjelasan yang diberikan.
Melalui aplikasi ini pengunjung stan BPSMP Sangiran di acara KREASSO (Kreatif Anak Sekolah Solo) di Benteng Vastenburg, Surakarta yang sebagian besar merupakan anak milenial itu sangat tertarik. Mereka sangat antusias mendapat penjelasan melalui teknologi yang sudah familiar dengan mereka. Mereka mendapatkan berbagai penjelasan khususnya tentang kehidupan Homo erectus yang pernah berjaya di Sangiran sekitar 1,5 juta tahun yang lalu.
Anak milenial ini terus memberi berbagai pertanyaan sambil “dikenalkan” dengan aplikasi yang ditunjukkan oleh pemandu. Siswa menjadi lebih paham tentang materi yang dipamerkan. Dengan penggunaan aplikasi menjadi lebih mudah dan menarik dalam memberi penjelasan.
Anak milenial memang sudah banyak kenal teknologi dan pendekatan bagi mereka adalah dengan melalui teknologi. Teknologi memberikan kemudahan dalam mendekatkan anak milenial dan cagar budaya.
Bahkan salah satu anak mengaku sudah pernah mengunjungi Museum Manusia Purba Klaster Dayu bersama kedua orang tuanya. “Saya pernah ke Museum Sangiran yang di Dayu, Gondangrejo, Karanganyar itu bersama Mama dan Ayah saya, banyak yang saya lihat di sana”, tuturnya dengan bersemangat.
Beberapa temannya merasa kaget mendengar pengakuan tersebut dan menimpali, “Kok kita ga diajak juga kalau memang di sana bagus dan banyak yang bisa dilihat”, seru yang lain.
Dengan penjelasan melalu file 3 dimensi ini, kelompok anak ini menjadi merasa dekat dengan Sangiran dengan kisah masa lalunya. “Besok kami ingin ke museum kalau memang bagus dan menarik seperti ini”, janji mereka.
Pendekatan teknologi merupakan jalan tepat untuk mendekatkan cagar budaya khususnya Sangiran dengan anak milenial. Menjadi dekat akan memperkenalkan mereka dengan rasa bangga pada tinggalan masa lalu, dan itu ada di sekitar mereka.