Pesona Sangiran sebagai lokasi menggali pengetahuan tentang manusia purba menarik SMA 7 Yogyakarta untuk datang berkunjung pada Selasa, 7 Februari 2017. Rombongan SMA 7 Yogyakarta berjumlah 247 orang siswa kelas XI dan 18 guru pendamping.
Kunjungan ini merupakan bagian dari upaya memberikan pemahaman siswa dilapangan guna mengetahui berbagai pengetahuan khususnya tentang manusia purba. Kunjungan SMA 7 Yogyakarta disambut dengan ramah, berbagi pengetahuan melalui buku tentang Sangiran yang dapat dibaca dan dipelajari siswa.
Dalam kunjungannya ini, beberapa perwakilan siswa SMA 7 Yogyakarta mendapat kesempatan untuk ke laboratorium BPSMP Sangiran. Di ruang laboratorium perwakilan siswa menyaksikan upaya pelestarian yang dilakukan oleh tim konservasi serta dijelaskan berbagai aktivitas yang dilakukan guna melindungi fosil dan artefak.
Selain melalui buku, berbagi pengetahuan juga dilakukan dengan pemberian penjelasan oleh Iwan Setiawan Bimas, S.S. yang menjelaskan berbagai hal tentang Sangiran dan kehidupan purba. Setelah penjelasan selesai dilanjutkan melalui audio visual berupa film tentang Sangiran sehingga makin memperjelas pengetahuan yang disampaikan.
Penjelasan yang disampaikan di ruangan tidaklah lengkap tanpa menyaksikan langsung bukti-bukti yang tersingkap berkait dengan manusia purba beserta budaya yang diciptakannya, binatang serta lapisan tanah kehidupan purba. Bukti-bukti tersebut tersaji di Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan yang ada pada 3 (tiga) ruang pamer. Ruang pamer 1 bercerita tentang kekayaan Sangiran yang kemudian berlanjut pada ruang pamer 2 (dua) yang bertemakan langkah-langkah kemanusiaan dan berakhir di ruang pamer 3 (tiga) yang mengisahkan masa keemasan Homo erectus 500.000 tahun yang lalu.
Saat berkeliling menikmati pengetahuan melalui koleksi ruang pamer, para siswa juga banyak bertanya kepada pemandu. Tidak jarang diskusi terjadi diantara pemandu dengan para siswa yang ingin lebih mendalami materi yang dipamerkan.
Dengan menimba pengetahuan di Sangiran diharapkan siswa kelas XI mampu memahami materi yang sudah diajarkan dikelas, ungkap salah seorang guru pendamping. Sangiran merupakan sarana menimba pengetahuan masa lalu yang ditinggalkan untuk generasi penerus. (Wiwit Hermanto)