Film merupakan salah satu sarana untuk memberikan pembelajaran bagi siswa, melalui film yang menceritakan tentang sebuah pengetahuan, pembelajaran makin mudah tersampaikan. Film tentang Sangiran menjadi salah satu sarana memberikan pembelajaran bagi siswa. Hal ini dilakukan dalam berbagai kegiatan pembelajaran, melalui film, materi tentang kebesaran Sangiran di masa lalu, dapat dikisahkan dengan menarik.
Belajar melalui sebuah film tentang Sangiran diikuti oleh Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 1 Kasihan pada hari Kamis, 26 September 2024. Menurut Kepala SMAN 1 Kasihan, kunjungan ini bagian dari Outdoor Learning yang merupakan bagian dari program tahunan sekolah. Kunjungan ke Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan membawa mereka belajar melalui sebuah film berjudul, “Sangiran untuk Dunia”. Film ini dipilih untuk memberikan pengetahuan kepada 286 siswa dan 18 guru pendamping, sebuah film yang cocok untuk siswa tingkat SMA.
Film berjudul Sangiran untuk Dunia menjelaskan tentang Situs dan Museum Sangiran. Situs Sangiran diakui sebagai salah satu warisan budaya dunia oleh Unesco karena mampu memberikan sumbangsih akan penjelasan terkait misteri kehidupan manusia purba sejak 1,5 juta tahun yang lalu. Keistimewaan Situs Sangiran sehingga diakui dunia, manusia purba jenis Homo erectus dan berhasil menciptakan budaya, lapisan-lapisan dan hewan-hewan purba.
Kisah Sangiran sejak 2,4 juta tahun yang lalu saat masih menjadi laut kemudian air laut surut. Surutnya air laut ini membuat jalan darat yang menghubungkan antara kepulauan nusantara dengan benua asia. Jalan darat ini menjadi jalan yang ditempuh manusia purba berjenis Homo erectus menuju Sangiran. Perjalanan ini salah satunya menuju Sangiran yang kala itu sudah berubah menjadi daerah rawa yang juga hidup berbagai hewan purba.
Perubahan demi perubahan terjadi di Sangiran, dari rawa berubah menjadi hutan hujan lebat yang subur membuat Homo erectus berjaya. Hidup dengan limpahan hewan buruan ditengah hutan yang subur dengan limpahan air. Kejayaan Homo erectus itu kemudian harus berakhir akibat perubahan iklim yang drastik dan juga letusan gunung api purba.
Kehidupan manusia purba berjenis Homo erectus yang berhasil menciptakan budaya dan bersama dengan hewan-hewan purba hidup berdampingan. Kisah tersebut dapat diceritakan secara lengkap melalui lapisan-lapisan tanah yang ada di Situs Sangiran. Hal ini diceritakan dalam museum, menceritakan berbagai kisah yang dialami Homo erectus beserta kisahnya dimasa lalu.
Program Outdoor Learning diharap memberi dampak peningkatan pengetahuan dan wawasan bagi siswa. Buku terbitan BPSMP Sangiran menjadi tambahan pengetahuan bagi rombongan, sebagai oleh-oleh yang dapat dibawa Kembali ke sekolah. (Wiwit Hermanto)