Museum memberikan kesempatan untuk belajar sejarah dan budaya, hal ini dirasakan oleh Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Bagor, Nganjuk. Selasa, 21 November 2023 rombongan mengunjungi Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan. Kunjungan ini bertujuan untuk memperluas pengetahuan siswa dalam bidang sejarah dan budaya. Melalui museum, rombongan memperoleh pengetahuan tentang kisah hidup manusia purba yang pernah hadir di Sangiran.
Kisah hidup manusia purba berjenis Homo erectus yang berhasil menciptakan budaya berupa alat bantu dalam hidup mereka. Hidup ditengah fauna purba yang menjadi hewan buruan mereka yang diburu dengan menggunakan budaya yang berhasil mereka ciptakan. Kisah itu terekam dalam lapisan-lapisan tanah yang ada di Situs Sangiran yang hingga kini masih terus diteliti guna kemajuan pengetahuan. Melalui film, buku dan koleksi yang dipamerkan di Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan. Rombongan memperoleh pengetahuan melalui film yang berjudul “Sangiran untuk Dunia”.
Film yang berjudul “Sangiran untuk Dunia” mengisahkan tentang Situs dan Museum Sangiran. Situs Sangiran diakui sebagai salah satu warisan budaya dunia oleh Unesco karena mampu memberikan sumbangsih akan penjelasan terkait misteri kehidupan manusia purba sejak 1,5 juta tahun yang lalu. Keistimewaan Situs Sangiran sehingga diakui dunia, manusia purba jenis Homo erectus dan berhasil menciptakan budaya, lapisan-lapisan dan hewan-hewan purba.
Kisah Sangiran sejak 2,4 juta tahun yang lalu saat masih menjadi laut kemudian air laut surut. Surutnya air laut ini membuat jalan darat yang menghubungkan antara kepulauan nusantara dengan benua asia. Jalan darat ini menjadi jalan yang ditempuh manusia purba berjenis Homo erectus menuju Sangiran. Perjalanan ini salah satunya menuju Sangiran yang kala itu sudah berubah menjadi daerah rawa yang juga hidup berbagai hewan purba.
Perubahan demi perubahan terjadi di Sangiran, dari rawa berubah menjadi hutan hujan lebat yang subur membuat Homo erectus berjaya. Hidup dengan limpahan hewan buruan ditengah hutan yang subur dengan limpahan air. Kejayaan Homo erectus itu kemudian harus berakhir akibat perubahan iklim yang drastik dan juga letusan gunung api purba.
Kehidupan manusia purba berjenis Homo erectus yang berhasil menciptakan budaya dan bersama dengan hewan-hewan purba hidup berdampingan. Kisah tersebut dapat diceritakan secara lengkap melalui lapisan-lapisan tanah yang ada di Situs Sangiran. Hal ini diceritakan dalam museum, menceritakan berbagai kisah yang dialami Homo erectus beserta kisahnya dimasa lalu.
Pengetahuan yang diperoleh rombongan SMP N 1 Bagor, Jepara melalui museum serta koleksinya serta ditambah dengan diskusi dan pemutaran film tentang Sangiran. Hal ini sejalan dengan tujuan dari kunjungan SMP N 1 Bagor, Jepara yaitu untuk belajar masa lalu dan memperluas wawasan siswa dalam bidang sejarah dan budaya. Sejarah masa lalu yang ada di Situs Sangiran yang direpresentasikan melalui museum dapat menjadi materi yang didapat dari luar kelas. Siswa dapat memperdalam pengetahuan yang didapat di kelas dengan membandingkan dengan kondisi dilapangan.
Dalam surat tertulisnya, Bayu Waseno, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SMP N 1 Bagor, Jepara mengungkap bahwa kunjungan ini bagian dari pembelajaran sekolah. “Kami menanti kesempatan menjelajahi koleksi dan menonton film di Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan”.
Menjelajah museum melalui koleksi yang dipamerkan ditambah dengan menyaksikan film tentang Sangiran akan, “Menjadi pengalaman berharga dan mendidik siswa kami”, pungkas Bayu. Melalui pengalaman di museum, diharapkan mampu memberi edukasi lebih bagi para siswa. (Wiwit Hermanto)