Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran yang umumnya identik dengan fosil dan sejarahnya, ternyata memiliki sisi lain yang tidak kalah menarik. Berbagai kesenian dan budaya lahir dari tanah Sangiran, yang melangkapi kekayaan Situs Sangiran sebagai warisan dunia yang ditetapkan oleh UNESCO. Sebagai upaya dalam mendukung keberlangsungan seni budaya yang terdapat di Sangiran, Museum Sangiran mengadakan kegiatan fasilitasi pemanfaatan Cagar Budaya Sangiran yang dilaksanakan selama tiga hari dari tanggal 5 sampai 7 september 2022.
Kegiatan fasilitasi ini mengangkat tema Penguatan Tata Kelola Budaya di Desa Jeruksawit , Dayu, dan Rejosari Kawasan Cagar Budaya, dengan melibatkan 50 peserta yang berasal dari pelaku budaya dan perangkat desa setempat. Dalam sambutannya Kepala Museum Sangiran Iskandar Mulia Siregar, S.Si menyampaikan harapan dari kegiatan ini, setiap peserta dapat mengambil manfaat dari pemaparan narasumber dan diskusi antar peserta. Dalam kesempatan ini, Bapak Iskandar juga menyampaikan konsep kegiatan fasilitasi “Ramah dan Peduli Lingkungan” sebagai bentuk kepeduliaan Museum Sangiran pada isu peningkatan jumlah sampah plastik.
Pendampingan dari narasumber yang berasal dari bidang akademisi dan praktisi menjadi bekal untuk masyarakat dalam mengenali dan menggali potensi desa. Fawarti Gendra Nata Utami, S.Sn., M.Sn Dosen ISI Surakarta dalam paparannya menekankan pentingnya membangun jejaring budaya. Dengan memiliki jejaring yang luas, baik itu jejaring antar desa kreatif maupun komunitas kesenian, akan sangat membantu dalam mengembangkan ide-ide kreatif. Jejaring budaya juga akan sangat bermanfaat untuk mendukung dalam perencanaan dan penyelanggaran kegiatan seni budaya.
Dalam kegiatan ini juga menghadirkan narasumber dari desa percontohan yaitu Aris Rustioko, S. H dari Desa Krikilan dan Bapak Paimin dari Desa Manyarejo, yang telah sukses membawa pasar budaya sebagai kegiatan seni budaya unggulan desa. Desa-desa yang telah sukses menyelanggarakan kegiatan pasar budaya diharapkan dapat saling berbagi pengalaman dan ilmu. Serta membuka jejaring untuk desa – desa yang belum pernah melaksanakan kegiatan seni budaya seperti pasar budaya.
Selama kegiatan para peserta tidak hanya mendapatkan paparan dari narasumber, namun juga melaksanakan diskusi aktif dengan membuat rencana aksi untuk setiap kelompok desa. Setiap kelompok memaparkan rencana aksi yang telah disusun, yang selanjutnya mendapat masukan dari narasumber dan kelompok desa lain. Dari kegiatan fasilitasi ini, setiap kelompok desa telah memiliki gambaran dan perencanaan mengenai kegiatan yang ingin dilaksanakan kedepannya.
Jejaring antara desa kreatif akan mendorong penguatan dalam melestarikan dan mengembangkan seni budaya yang terdapat di lingkungan Situs Sangiran. Keterbukaan setiap desa untuk membangun jejaring akan membuka jalan guna mewujudkan desa kreatif yang kaya akan seni dan budaya.