Sudah jamak dalam pemahaman distribusi artefak batu, bahwa alat-alat batu berkonteks teknologi “tua” melalui teknik pemangkasan (chipping) dan penyerpihan (flaking), dikenal secara umum sebagai alat-alat paleolitik. Dunia pun berbincang, bahwa alat-alat Paleolitik Bawah (Lower Palaeolithic) yang dicirikan oleh kapak perimbas, kapak penetak, kapak genggam, serpih, dan bilah, dengan persebarannya sangat luas di daerah Dunia Lama (Asia, Afrika, dan Eropa), adalah produk budaya dan dianggap sebagai bukti kehadiran Homo erectus di suatu tempat. Endapan-endapan purba di padang terbuka Afrika Timur maupun situs-situs gua di Eropa, Asia Depan, maupun Asia Timur, telah menggarisbawahi Homo erectus sebagai penciptanya, karena lekatnya sisa-sisa jenis manusia tersebut dengan alat-alat paleolitik. Dengan mengacu terminologi Eropa, alat-alat batu terbagi menjadi 3 tingkatan, yaitu Paleolitik Bawah, Paleolitik Tengah (Middle Palaeolithic), dan Paleolitik Atas (Upper Palaeolithic). Paleolitik Bawah identik dengan budaya Homo erectus, Paleolitik Tengah milik Manusia Neaderthal, sementara Paleolitik Atas adalah karya Manusia Cro-Magnon.