Dalam diamnya, serpihan batu ini mempunyai riwayat yang teramat panjang. Suatu saat dahulu, sekitar 1,2 juta tahun yang lalu, seorang Homo erectus yang hidup di tepian sungai yang mengalir di antara lingkungan rawa di Dayu, memecahnya dari gumpalan batu yang berukuran lebih besar darinya. Serpihan yang cukup tajam tersebut kemudian dipakai untuk menyayat kulit binatang buruan, ataupun untuk mengorek tanah mencari umbi-umbian. Dikenal sebagai alat batu buatan manusia karena dia mempunyai tanda-tanda khas pengerjaan oleh manusia seperti dataran pukul, bagian dorsal berfaset, dan bagian ventral halus tanpa faset. Dia juga pernah dipakai secara intensif karena pada bagian pinggirannya yang tajam
Selengkapnya silahkan klik disini