Sentuhlah Aku untuk Memahami Masa Lalu

0
499

Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan menyajikan pengetahuan melalui berbagai koleksi yang disajikan. Berbagai koleksi menjelaskan tentang Situs Sangiran di masa lalu, sejak berupa menjadi laut yang kemudian berubah menjadi rawa, kemudian berubah kembali menjadi darat yang berupa hutan yang subur dan dipenuhi fauna serta Homo erectus. Daratan dengan hutan yang subur kemudian berubah menjadi kering kerontang karena dipengaruhi perubahan iklim yang ekstrim.

Kisah itu disajikan melalui ruang pamer yang diisi oleh berbagai koleksi hewan purba yang hidup kala itu dan juga manusia purba berjenis Homo erectus. Dari sekian banyak koleksi yang disajikan terdapat sebuah display yang banyak menarik perhatian penonton. Salah satu koleksi yang dapat memberi pengetahuan tentang kebesaran gajah purba di masa lalu disajikan di display “Sentuh Aku”.

Di Situs Sangiran, terdapat 3 jenis gajah yang pernah hidup dan berjaya di jamannya. Ketiga jenis gajah itu yaitu Mastodon, Stegodon dan Elephas. Ciri fisik yang membedakan ketiganya adalah tipe gigi dan bentuk gadingnya.

Mastodon adalah jenis gajah paling primitif di Sangiran. Gigi geraham Mastodon bertipe bunodont.

Stegodon memiliki gading berbentuk membulat dan agak melengkung. Gigi Stegodon bertipe brachyodont yaitu jenis gigi yang sesuai untuk melumat dedaunan yang lembut.

Elephas merupakan jenis gajah yang paling modern. Bentuk gading Elephas relatif lurus dan digunakan untuk menumbangkan pepohonan yang akar dan cabangnya menjadi makanan. Gigi Elephas bertipe hypsodontyang digunakan untuk mengunyah makanan yang keras seperti rumput kering dan biji-bijian.

Kejayaan gajah purba tersebut disajikan melalui display “Sentuh Aku” yang mengajak pengunjungnya merasakan sensasi yang tidak akan di dapat di tempat lain. Di ruang pamer 2 Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan. Pengunjung diijinkan menyentuh agar dapat merasakan dan membuktikan bagaimana fosil itu sesungguhnya.

Fosil yang boleh di sentuh itu berupa fosil gajah purba yang terdiri dari rahang atas, paha kiri dan kanan, serta gading gajah purba. Dengan menyentuhnya, diharap dapat menambah pengalaman pengunjung akan seberapa keras fosil itu, teksturnya seperti apa dan juga mengajak pengunjung ke kehidupan gajah purba sekitar 700.000-300.000 tahun yang lalu.

Dengan merasakan sensasi itu, akan mengobati rasa penasaran sehingga dapat menjadi “cerita” yang di bawa pulang. Sebuah cerita tentang sensasi yang dirasakan saat mengunjungi Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan. Kehadiran fragmen-fragmen fosil gajah purba itu membawa pengunjung kembali ke masa kejayaan mereka. Menunjukkan gajah sebagai hewan perkasa pada jamannya. (Wiwit Hermanto)