Sejarah Museum Sangiran Hingga Unesco Pun Mengakuinya

0
1788

Pada tanggal 5 Desember 1996 Situs Manusia Purba Sangiran ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO. Pengakuan ini didapat melalui proses yang panjang dan berliku yangdimulai dengan penelitian yang dilakukan oleh von Koenigswald yang bekerjasama dengan Toto Marsono yang merupakan Kepala Desa Krikilan dan tokoh lokal kala itu.
Penelitian yang dilakukan Koenigswald dan Toto Marsono menghasilkan banyak temuan fosil. Kala itu fosil disebut dengan nama “Balung Buto” atau tulang raksasa. Fosil-fosil hasil penelitian dan penyerahan penduduk ditampung dirumah Toto Marsono. Setelah rumah Toto Marsono tidak muat, dibuatlah museum kecil. Museum kecil ini berkembang dari waktu ke waktu hingga menjadi museum besar seperti saat ini. Makin hari Museum Sangiran makin ramai dikunjungi sehingga terkenal hingga mancanegara.
Museum sangat bermanfaat bagi masyarakat, tidak hanyasebagai informasi sejarah budaya masa lalu tetapi juga sebagai mata pencaharian penduduk dengan berjualan makanan, suvenir, jasa parkir dan lain-lain. Museum Sangiran perlu dikembangkan lagi dan informasinya perlu disebarluaskan pada masyarakat melalui berbagai sarana seperti internet, media cetak dan lain-lain.
Kita harus melestarikan Situs Sangiran, sebagai generasi muda upaya ini dimotori oleh YGC (Young Guardian Club) Sangiran. Sangiran sudah diakui dunia, dan kita harus bangga memilikinya denga turut berperan melestarikan Situs Sangiran. (Dita Pradita Julianti, Anggota YGC Sangiran)