Sangiran dalam Peta Evolusi Manusia

0
1721

Sejarah manusia dimulai dengan ditemukannya fosil berusia sekitar 7-4 juta tahun lalu, Australopithecus afarensis, di Afrika. Sekitar 3-2 juta tahun kemudian muncul keturunan mereka Australopithecus africanus, Austrlopithecus robustus, dan Austrlopithecus boisei yang telah menguasai daerah Afrika Selatan dan Afrika Timur. Sekitar 2 juta tahun silam Homo habilis, si manusia tangkas telah menghasilkan tahapan evolusi yang lebih banyak mencirikan manusia sejati. Pada Homo habilis ini telah diciptakan budaya tertua dari Lembah Olduvai, Afrika Timur.

Keadaan tersebut berubah cepat ketika ditemukan keturunan Homo habilis yakni Homo erectus pada 1,5 juta tahun yang lalu.

Hal yang menarik adalah kenyataan bahwa sebaran temuan Homo erectus mencakup daerah yang luas. tidak terbatas di Afrika saja. Sebaran geografis Homo erectus menembus pelosok benua Eropa, Asia Timur dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Di padang tandus bernama Sangiran, Homo erectus telah menorehkan cerita panjang kemanusiaan selama 1,5 juta tahun terakhir. Sejak ditemukan oleh G.H.R. von Koenigswald pada tahun 1934, Sangiran telah menjadi pusat perhatian dunia karena temuan di Sangiran mampu memberikan gambaran jelas mengenai evolusi budaya, evolusi fauna, evolusi flora, dan yang paling penting adalah evolusi manusia.

Berbagai keunggulan Situs Sangiran bagi sejarah kemanusiaan telah mengantarkan statusnya sebagai salah satu Warisan Budaya Dunia yang ditetapkan UNESCO pada 5 Desember 1996 dengan nomor 593.

Sumber: Leaflet Sangiran The Home Land of Java Man