Situs Sangiran diakui sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO pada tahun 1996 karena keistimewaan yang dimiliki. Terdapat temuan manusia purba jenis Homo erectus beserta budaya yang mereka ciptakan berupa perkakas dari batu dan tulang. Selain itu berbagai jenis hewan purba banyak hidup di situs ini dengan bukti berbagai temuan fosil binatang purba. Kehidupan menusia purba berjenis Homo erectus yang berhasil menciptakan berbagai perkakas yang membantu hidup mereka, hewan-hewan purba yang hidup kala itu diceritakan secara runtut oleh lapisan-lapisan tanah yang ada di Situs Sangiran.
Terdapat tiga jenis Homo erectus yaitu arkaik, tipik dan progresif yang dapat menjadi pengetahuan bagi masyarakat. Terdapat 50 % temuan manusia purba berjenis Homo erectus ditemukan di Sangiran sehingga situs ini dikenal sebagai The Homeland of Javaman. Tipe arkaik adalah Homo erectus tertua yang hidup pada Kala Plestosen Bawah 1,5 – 0,9 juta tahun silam. Homo erectus Tipik hidup pada Kala Plestosen Tengah antara 0,9 – 0,25 juta tahun silam. Sementara itu, Homo erectus tipe progresif hidup pada sekitar 150.000 tahun silam.
Sangiran 4, dikenal juga dengan kode S4ab / Pithecanthropus IV atau dikenal dengan sebutan S4 ditemukan di Desa Glagahombo pada tahun 1938. S4 merupakan tipe Homo erectus arkaik yang merupakan tipe yang paling tua. Ditemukan pada lapisan lempung hitam Formasi Pucangan dan grenzbank di Sangiran. Tipe ini menunjukkan tipe paling tua dan kekar, dengan volume otak sekitar 800-900 cc.
Temuan tengkorak Sangiran 4 merupakan tengkorak bagian belakang dengan rahang atas dan gigi C1-M1 kiri, C1-M3 kiri. Fragmen tengkorak bagian belakang dan sebagian atas specimen S31 ini ditemukan pada tahun 1980 pada Formasi Pucangan berusia sekitar 1,5 juta tahun yang lalu. Volume otak kurang lebih 800-900 cc dan merupakan bagian dari Homo erectus arkaik. Temuan ini terdiri dari 2 bagian yaitu tengkorak bagian belakang dan fragmen rahang atas dengan 10 buah gigi. Tebalnya tulang tengkorak menunjukkan usia kepurbaan yang tua dan dikelompokkan ke dalam jenis arkaik. Fragmen tengkorak ini terdiri dari rahang atas dan sebagian tulang wajah. Ditemukan oleh Suherman dan Toto Marsono di tepian saluran irigasi Bapang, Krikilan pada tahun 1978. Dilihat dari morfologi temuan dan lapisan tanah di mana ditemukan, spesimen ini merupakan bagian dari Homo erectus arkaik yang berusia sekitar 1,5 juta tahun yang lalu. (Wiwit Hermanto)