Hari beranjak senja tapi stan BPSMP Sangiran tetap ramai didatangi pengunjung. Ada hal yang menarik senja itu, Jumat, 14 September 2018 ada dua orang tua yang setia mendampingi buah hatinya menyusun puzzle.
Seorang ibu bersama anak lakinya bekerjasama menyusun puzzle di atas meja. Sang anak sebelumnya sudah mendatangi stan BPSMP Sangiran dan mencoba bermain puzzle. “Saya mau mencoba lagi”, serunya saat ditanya pemandu.
Anak usia SD ini mengaku baru mengenal Sangiran dan jatuh hati dengan puzzle yang disuguhkan untuk permainan pengunjung. Sebelumnya, dia berhasil menyusun puzzle dengan dibimbing seorang pemandu. Hal itu membuatnya yakin dan kembali bermain puzzle dengan mengajak ibunya. “Saya tadi bisa, sekarang coba lagi, pasti bisa”, serunya penuh keyakinan.
Di stan BPSMP Sangiran juga ada seorang ayah yang mendampingi anaknya bermain puzzle. Dengan setia dan penuh kesabaran sang ayah menunggui anaknya menyusun puzzle. “Mau ijin main puzzle mas”, seru anaknya di awal meminta bermain puzlle.
Sang ayah dan anaknya duduk di bawah agar lebih leluasa. “Boleh main di bawah?”, tanya sang anak.
Dengan penuh ketelatenan dan kesabaran, mereka berupaya menyusun “serpihan” puzzle. Tak terasa waktu bergulir, semakin lama mereka “bercengkrama” dengan puzzle yang memberi gambaran tentang fauna dan Homo erectus yang pernah hidup di Sangiran.
Dengan puzzle, Sangiran memperkenalkan diri pada pengunjung. Dengan pendampingan orang tua, anak menjadi lebih tahu tentang Sangiran. Di sinilah orang tua memiliki peran penting dalam memperkenalkan cagar budaya pada sang buah hati.
Sang buah hati yang kelak kemudian hari akan menjadi calon pemimpin di masa depan. Itu semua diawali dengan mengenalkan tinggalan masa lalu bangsa. Mulai dari kenal kemudian sayang yang pada akhirnya menumbuhkan kebanggaan sehingga mampu memperkuat karakter anak. (Wiwit Hermanto)