RADEN SALEH Temuan Ekskavasi

0
1118

“Dia mengambil tulang tua, dan dia tahu apa yang harus dia lakukan!”
Ungkapan Dr. Werner Kraus, penulis buku “Raden Saleh: Awal Seni Lukis Modern Indonesia”, ihwal keahlian paleontologi Raden Saleh dapat dibuktikan dengan mengetahui bagaimana Raden Saleh mengelola ekskavasi pertamanya di Situs Banyunganti, Sentolo.
Temuan pada Desember 1865 meliputi tulang rusuk dengan lebar 11,43 sentimeter, panjang 15-18 sentimeter, dan tebal 5 sentimeter. Bagian kepala fosil rusak dan tidak dapat diangkat. Untuk mendapatkan temuan itu, Raden Saleh menggali lubang sedalam kurang lebih dua setengah meter. Dia tetap mempertahankan bentuk tulang seperti saat ditemukan, memberikan nomor, dan menunjukkan posisi masing-masing tulang dalam sebuah sketsa bergambar.
Temuan lain berupa sejumlah gigi binatang, salah satunya ‘gigi besar’ hiu Carcharodon megalodon. Di Kalisono, sebelas kilometer dari Banyunganti, Sentolo, dia menemukan tiga gigi vertebrata dan fosil seekor siput laut. Sejumlah gigi geraham yang patah dan berserak dalam ekskavasi di Dukuh Kedung Lumbu, Caruban dia simpulkan sebagai bagian dari gigi Mastodon.
Selain itu, usai perjalanan, Raden Saleh membuat laporan tertulis yang mencatat lokasi penggalian, deskripsi, hingga analisis temuan fosil. Metode itu menunjukkan bahwa dia bekerja layaknya seorang peneliti, bukan amatir, apalagi sebatas ‘pengepul’ fosil. -ISB-

(Display 1, Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Ngebung)