PREHSEA MENGADAKAN KEGIATAN EKSKAVASI DI SITUS SANGIRAN

0
1263

PrehSEA (Managing Prehistoric Heritage in Southeast Asia) merupakan proyek untuk pengelolaan situs-situs prasejarah di Asia Tenggara yang dibentuk oleh masyarakat Uni-Eropa yang berkedudukan di Museum National d’Histoire Naturelle (Paris, Perancis). Pada tanggal 25 Februari hingga 22 Maret 2015, prehSEA bekerjasama dengan Pusat Arkeologi Nasional mengadakan kegiatan di Situs Sangiran berupa fieldschool. Kegiatan ini dilakukan berkelanjutan dari tahun-tahun sebelumnya, dan pada kesempatan ini sebagai peserta fieldschool berasal dari Pusat Arkeologi Nasional, Laboratorium Prasejarah Gunung Sewu Pacitan, Balai Arkeologi Bandung, Balai Arkeologi Banjarmasin, Balai Arkeologi Yogyakarta, National Museum of the Philippines, University of the Philippines, dan BPSMP Sangiran beserta mayarakat sekitar Situs Sangiran.
Serangkaian kegiatan fieldschool yang dilaksanakan antara lain berupa; ekskavasi di Dusun Pucung (Dayu), kegiatan pengelolaan temuan dari lapangan sebelum masuk ke dalam ruang koleksi (penyimpanan), analisis awal temuan, serta interaksi dan penjaringan aspirasi masyarakat sekitar Situs Sangiran terkait dengan pelestarian dan pengembangan situs. Terkait dengan kegiatan ekskavasi, peserta fieldschool dibekali pengetahuan mengenai karakter situs dan temuan di Pucung sehingga peserta dapat menerapkan teknik ekskavasi dan pelindungan yang tepat sesuai karakter situs tersebut, seperti penggunaan alat stasiun total dan sudip dari bambu dalam sistem penggalian; pemahaman situasi stratigrafis dalam proses perekaman temuan, seperti penggambaran dan pemotretan; dan juga penyelamatan temuan yang berukuran kecil dengan menggunakan ayakan. Selain itu, juga diberikan pengetahuan mengenai penanganan temuan di lapangan sebelum dianalisis lebih lanjut yang meliputi penentuan titik koordinat temuan dengan menggunakan alat stasiun total, pembersihan temuan, pelabelan temuan, pengukuran dimensi temuan, dan pencatatan pada formulir database temuan.
Selama kegiatan ekskavasi di Pucung telah didapatkan berbagai temuan diantaranya berupa alat batu dan bahannya dari jenis batu kuarsa dan chert, fragmen fosil tulang dan gigi binatang, serta gigi manusia. Sangat menarik bahwa diantara temuan batu-batu tersebut, terdapat artefak bola batu kecil (mikro bola) dari batuan kuarsa yang terupam halus. Temuan semacam ini juga ditemukan pada tahun lalu.
Temuan-temuan yang didapatkan dari hasil ekskavasi ini kemudian dikumpulkan di basecamp guna penanganan lebih lanjut. Proses ini meliputi proses pembersihan, pengukuran ulang dan pencantuman nomor pada temuan, dokumentasi, input data dalam database dan proses terakhir adalah penyimpanan Temuan.
Proses pembersihan temuan ini diawali dengan pengeringan temuan. Pengeringan temuan ini digunakan untuk mengeringkan air, menyambung temuan yang patah serta penguatan/ konsolidasi temuan yang rapuh dengan bahan kimia.
Setelah proses pembersihan selesai dilakukan, dilanjutkan dengan pengukuran ulang dan pencantuman nomor temuan. Proses ini dilakukan dengan alat ukur digital dilanjutkan dengan pemberian nomor temuan.
Temuan lapangan ini kemudian didokumentasi dengan kamera DSLR dengan background hitam dan skala. Pendokumentasian ini diprioritaskan pada temuan-temuan penting atau terpilih. Pendokumentasian ini dilakukan dari berbagai sisi yang kemudian hasilnya diedit untuk mendapat hasil yang terbaik.
Kegiatan yang terakhir adalah dengan menginput data ke dalam database. Database yang digunakan dalam kegiatan ekskavasi ini adalah dengan menggunakan Microsoft Excel dan File Maker. Database dengan menggunakan Microsoft Excel mengandung informasi nomor temuan, jenis temuan, orientasi, titi koordinat dan informasi kotak. Database dengan mengggunakan File Maker mengandung informasi seperti database dengan menggunakan Microsoft Excel ditambah informasi tentang lokasi penyimpanan, foto temuan, informasi analisis lithik, zoologi dan geologi.
Kegiatan fieldschool ini mengandung berbagai informasi tentang kekayaan Situs Sangiran dari temuan-temuan yang dihasilkan. Diharapkan dari kegiatan fieldschool ini peserta dari berbagai instansi tersebut dapat meningkatkan pengetahuan mengenai pelestarian situs dan mendapatkan pengalaman baru mengenai penelitian berstandar internasional.