Pesan Perdamaian dari Upaya Pelestarian Situs Sangiran

0
290

Situs Sangiran merupakan sebuah situs prasejarah yang mampu memberi informasi tentang kehidupan manusia purba jenis Homo erectus. Homo erectus pernah hidup di Sangiran antara 1,5 juta tahun yang lalu hingga 250 ribu tahun yang lalu.

Kehidupan Homo erectus yang hidup di Situs Sangiran berhasil menciptakan budaya berupa artefak yang dimanfaatkan sebagai peralatan guna menunjang kehidupan mereka. Budaya yang mereka ciptakan berupa alat serpih, kapak perimbas, bola batu dengan berbagai jenis peralatan lain yang digunakan mempertahankan hidup.

Kehidupan Homo erectus itu berada di tengah hewan-hewan purba yang dimanfaatkan untuk mempertahankan hidup mereka. Hewan-hewan purba yang paling banyak ditemukan di Situs Sangiran adalah gajah purba. Gajah purba berjenis stegodon merupakan gajah purba yang paling banyak ditemukan.

Kehidupan di Sangiran pada masa lalu sekitar 2,4 tahun yang lalu hingga 250 ribu tahun yang lalu terekam dalam lapisan-lapisan tanah yang ada di situs ini. Dari lapisan tanah itu, terlihat berbagai kejadian yang pernah ada di Situs Sangiran, dimulai saat Sangiran masih berupa laut yang kemudian berubah menjadi rawa, kemudian menjadi hutan yang subur hingga kering kerontang akibat perubahan iklim dan gunung api yang meletus.

Kisah di Situs Sangiran itu disampaikan Iskandar Mulia Siregar, S.Si. dalam penjelasannya pada kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan di Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran. Kegiatan sosialisasi ini dilaksanakan pada Jumat, 19 November 2021 dengan narasumber Iskandar Mulia Siregar, S.Si.

Iskandar Mulia Siregar, S.Si. yang mengisahkan peristiwa masa lalu yang terjadi di Situs Sangiran. “Sangiran ada di 2 kabupaten, yaitu Kabupaten Sragen dan Karanganyar”.

Di kedua kabupaten inilah Situs Sangiran seluas 59,21 km2 berada dengan sekitar 100 ribu orang yang bermukim di tengah-tengah situs ini. “Kami berharap dapat menyampaikan pesan damai ke Indonesia dan dunia, bersahabat dengan alam, tinggalan nenek moyang kita berusia jutaan tahun yang lalu”, lanjutnya.

Pesan ini disampaikan pada peserta sosialisasi yang merupakan peserta lomba lari dalam rangka SangiRun. Sebuah pesan  menciptakan pengetahuan tentang Sangiran yang dapat disebarkan ke segenap penjuru. Sebuah pesan untuk perdamaian dari upaya pelestarian Situs Sangiran. (Wiwit Hermanto)