Peringatan Hari Pahlawan: “Pahlawanku Inspirasiku”

0
317

Peristiwa heroik yang terjadi di Surabaya pada 10 November 1945 dikenang sebagai Hari Pahlawan yang tiap tahun diperingati. Sebuah pertempuran terjadi antara rakyat Surabaya melawan pihak yang ingin menancapkan kaki di negara yang sudah menyatakan kemerdekaannya.
Rakyat Surabaya dengan satu tekad, gigih berjuang dan pantang menyerah tanpa mengenal perbedaan apapun, serta tidak pernah peduli akan keterbatasan atau halangan. Menghadapi serangan dan bombardir dari kapal perang dan pesawat tempur serta tank dan senjata canggih dengan bermodalkan semangat pantang menyerah dan menolak tunduk pada pasukan yang telah memenangkan perang dunia II.
Keyakinan yang tinggi untuk mempertahankan kemerdekaan dengan berbalut semboyan “Merdeka atau Mati”, jiwa persatuan yang tidak menanyakan asal–usul dan semangat pantang menyerah inilah yang harus kita resapi dan lestarikan sebagai bangsa. Kisah heroik yang terjadi di Surabaya, 10 November 1945, rakyat dengan semangat, tekad, dan keyakinan mempertahankan kemerdekaan dapat menginspirasi dan menggerakkan kita. Menginspirasi untuk berjuang mengisi kemerdekaan guna memajukan kehidupan bangsa. Hal ini sejalan dengan tema Hari Pahlawan tahun 2021, “Pahlawanku Inspirasiku”.
Upacara memperingati Hari Pahlawan yang digelar di Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran dilaksanakan secara daring. Dalam sambutan Tri Rismaharini selaku Menteri Sosial Republik Indonesia yang dibacakan inspektur upacara Ratna Sri Panglipur, S.Si. Kepala Subbagian Tata Usaha BPSMP Sangiran disampaikan bahwa para pendiri bangsa ini menyadari bahwa penjajah melakukan politik devide et impera atau politik adu domba guna memecah belah bangsa ini. Hal ini disadari oleh pendiri bangsa dan berusaha membangun identitas bahwa kita semua bersaudara, sebangsa dan setanah air, inilah pelajaran berharga.
“Kita harus terus menggelorakan semangat Gotong royong serta Persatuan dan Kesatuan Indonesia. Perbedaan justru semakin memperkaya dan memperkuat kita, Bangsa Indonesia. Seraya mengembangkan toleransi terhadap perbedaan yang ada, dengan berdasar seloka : Bhinneka Tunggal Ika, berbeda–beda namun tetap satu jua”.
Dalam sambutannya, Rismaharini mengajak untuk, “Bersama-sama bahu membahu dengan penuh keikhlasan dan rasa tanggungjawab serta penghormatan atas jasa dan pengorbanan para pahlawan, memberikan kontribusi bagi bangsa dan negara sesuai kemampuan dan profesi masing-masing”.
Semoga inspirasi di Hari Pahlawan ini, mampu membawa semangat dalam melestarikan Situs Sangiran sekaligus membawa aura positif bagi Museum Manusia Purba Sangiran yang menyimpan berbagai bukti kekayaan Sangiran. (Wiwit Hermanto)