Perawatan Koleksi di Museum Manusia Purba Sangiran Pada Saat Pandemi Covid-19

0
704
Petugas laboratorium sedang mengganti silika gel di Museum Klaster Bukuran

Menurut kode etik ICOM – CC (International Council of Museum – Commitee for Conservation), Konservasi preventif merupakan semua kegiatan dan tindakan yang bertujuan untuk menghindari dan meminimalkan kerusakan cagar budaya di masa mendatang.  Konservasi preventif ini bersifat tak langsung atau tanpa menyentuh koleksi, dan bertujuan untuk pencegahan kerusakan koleksi.

Selama pandemi covid-19, museum manusia purba sangiran ditutup untuk pengunjung. Meskipun demikian, kegiatan perawatan koleksi di ruang display tetap berjalan dan di fokuskan pada kegiatan pencegahan kerusakan (konservasi preventif). Kegiatan tersebut meliputi pemantauan suhu dan kelembaban ruangan dengan menggunakan datalogger. Dengan alat ini dapat diketahui suhu dan kelembaban aktual pada suatu ruangan, ataupun rekaman fluktuasi (kenaikan dan penurunan) suhu dan kelembaban pada periode tertentu.

Pencegahan kerusakan dilakukan dengan penggantian desikan (silika gel) secara berkala pada koleksi di dalam vitrin. Seperti diketahui, desikan (silika gel) berfungsi menyerap kelembaban dari suatu ruang. Silika gel di museum manusia purba sangiran berwarna biru tua, apabila telah mengalami perubahan warna menjadi merah muda/ ungu muda, maka hal tersebut adalah indikator untuk penggantian dan perekondisian silika gel. Berdasarkan perubahan warna tersebut dapat dijadikan indikator kelembaban dari suatu ruang koleksi (vitrin).

Pemantauan lingkungan mikro ruang koleksi baik di dalam display maupun ruang penyimpanan museum manusia purba sangiran yang meliputi polutan, hama, dan kekuatan fisik koleksi senantiasa di lakukan oleh tim laboratorium BPSMP Sangiran untuk memastikan keterawatan koleksi.

Selain itu juga, selama pandemi covid-19 secara berkala dilakukan penyemprotan di dalam museum dengan menggunakan desinfektan. Penyemprotan dilakukan baik di dalam maupun diluar area museum, diutamakan pada tempat-tempat yang di akses publik. Hal ini sebagai salah satu upaya dalam mencegah penyebaran covid-19 di lingkungan museum manusia purba sangiran dan mematuhi protokol kesehatan bagi fasilitas publik (Nurul Fadlilah)