Pengobatan Tradisonal dengan Fosil

0
567

Klaster Ngebung adalah salah satu museum klaster di Museum Manusia Purba Sangiran yang berada di lingkungan Situs Sangiran. Letaknya tidak jauh dari Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan yang merupakan pusat kunjungan Situs Sangiran. Di dalam Klaster Ngebung bisa dijumpai salah satu diorama yang memperlihatkan sebuah rumah dengan tokoh dukun dan pasien yang sedang diobati. Diorama tersebut menceritakan bahwa penduduk Sangiran memiliki kepercayaan terhadap kekuatan “balung buto” yang dapat digunakan untuk menyembuhkan berbagai penyakit, dan bahkan digunakan sebagai jimat. Balung buto atau tulang raksasa ini memiliki cerita yang dipercayai oleh masyarakat Sangiran sebagai tulang yang berasal dari raksasa pada masa lampau. Di kawasan Sangiran pernah terjadi perang besar, dan dalam pertempuran itu banyak raksasa yang gugur dan terkubur di perbukitan Sangiran.
Teknik pengobatan dengan balung buto dilakukan dengan merendam balung buto di air, dan airnya diminumkan kepada pasien, atau bisa juga dengan cara merebus balung buto kemudian ditumbuk lalu diminumkan ke pasien. Cara pengobatan dengan balung buto dapat dilakukan sendiri atau dengan bantuan dukun pada masa itu. Jika penyakitnya berat biasanya masyarakat desa langsung berobat ke dukun.
Sejak tahun 1930-1940, balung buto mulai disebut sebagai fosil. Sebutan fosil mulai dikenal masyarakat ketika ada peneliti asing datang ke kawasan Sangiran yaitu GHR von Koenigswald. Peneliti von Koenigswald membawa perubahan persepsi masyarakat bahwa balung buto itu adalah fosil yang merupakan sisa-sisa kehidupan pada masa lampau. Hingga akhirnya saat ini fosil dipandang sebagai data ilmu pengetahun untuk mengungkap kehidupan manusia pada masa lampau. (Desmaristi Amanda)