Pengalaman Pembelajaran Luar Kelas MA Al Falah di Sangiran

0
160

Madrasah Aliyah Al Falah (MA Al Falah) melaksanakan pembelajaran luar kelas di Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan pada hari Rabu, 25 Oktober 2023. Pembelajaran luar kelas ini diikuti oleh 101 orang siswa dan 7 orang guru pendamping. Dalam keterangan tertulisnya, Dr. H. Sri Setyo, S.H., Sp.Pd.I, M.Si selaku Kepala Madrasah mengungkap bahwa pembelajaran luar kelas diperuntukkan untuk kelas VII, VIII, dan IX dengan tujuan untuk menambah pengalaman belajar di luar kelas.

Guna mencapai tujuan pihak MA Al Falah, Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan memberikan edukasi pada para siswa dan guru pendamping dengan menyaksikan film, diskusi, dan tanya jawab antara para siswa dan guru pendamping. Pertemuan diawali dengan diskusi tentang materi yang dipamerkan di museum. Apa yang telah disaksikan rombongan MA Al Falah menjadi awal diskusi, para siswa menyebutkan berbagai koleksi yang disaksikannya di museum,

“Fosil”

“Kerbau”

“Kudai Nil”

“Bentang alam”

Dan berbagai jawaban tentang apa yang mereka saksikan di museum. Setelah siswa memberi jawaban tersebut, dijelaskan tentang Situs Sangiran yang mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Kisah Sangiran sejak 2,4 juta tahun yang lalu saat masih menjadi laut kemudian air laut surut. Surutnya air laut ini membuat jalan darat yang menghubungkan antara kepulauan nusantara dengan benua asia. Jalan darat ini menjadi jalan yang ditempuh manusia purba berjenis Homo erectus menuju Sangiran. Perjalanan ini salah satunya menuju Sangiran yang kala itu sudah berubah menjadi daerah rawa yang juga hidup berbagai hewan purba.

Perubahan demi perubahan terjadi di Sangiran, dari rawa berubah menjadi hutan hujan lebat yang subur membuat Homo erectus berjaya. Hidup dengan limpahan hewan buruan ditengah hutan yang subur dengan limpahan air. Kejayaan Homo erectus itu kemudian harus berakhir akibat perubahan iklim yang drastik dan juga letusan gunung api purba.

Kehidupan manusia purba berjenis Homo erectus yang berhasil menciptakan budaya dan bersama dengan hewan-hewan purba hidup berdampingan. Kisah tersebut dapat diceritakan secara lengkap melalui lapisan-lapisan tanah yang ada di Situs Sangiran. Hal ini diceritakan dalam museum, menceritakan berbagai kisah yang dialami Homo erectus beserta kisahnya dimasa lalu.

Setelah penjelasan, diputarkan film berjudul, “Sangiran untuk Dunia” yang menjelaskan secara audio visual gambaran Sangiran di masa lalu hingga saat ini. Situs Sangiran mampu memberikan berbagai pengetahuan untuk membuka misteri kehidupan masa lalu kala Pleistosen. Hal ini terlihat jelas dengan lapisan-lapisan tanah yang ada di Situs Sangiran, saksi dari kehidupan manusia purba tipe Homo erectus yang berhasil menciptakan alat dan budaya. Manusia purba tipe Homo erectus ini hidup di tengah-tengah hewan purba.

Berbagai temuan dari Situs Sangiran kemudian direpresentasikan di Museum Manusia Purba Sangiran. Hal ini sangat tepat jika dihubungkan dengan pembelajaran luar kelas yang dilaksanakan oleh MA Al Falah, melalui museum para siswa dan guru pendamping dapat melakukan proses pembelajaran. Dalam proses ini siswa diajak memahami dan membangun pengetahuan mengenai Situs Sangiran secara mandiri.

Melalui koleksi museum ditambah dengan pemutaran film dan diskusi, menambah pemahaman siswa. Pengetahuan yang didapat langsung dari sumber pengetahuan, sebuah pengalaman belajar berharga bagi siswa yang menjadi sumbangan Sangiran untuk dunia pendidikan. (Wiwit Hermanto)