Buku menjadi salah satu sumber pengetahuan yang sangat penting, menjadi sebuah penyampaian pikiran penulis pada pembacanya. Melalui buku terbitan Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran (BPSMP) Sangiran, menjadi salah satu saluran menyampaian berbagai informasi pada masyarakat. Buku ini dibagikan secara cuma-cuma bagi masyarakat yang memerlukan.
Pada kunjungan SD Kristen Satya Wacana, Salatiga pada hari Kamis, 13 Maret 2025, buku menjadi salah satu informasi berharga yang disampaikan pada rombongan. Rombongan berkunjung ke Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan untuk mendapatkan pengetahuan dan wawasan sebagai sarana pengenalan museum pada para siswa. Pengenalan museum pada para siswa yang dilaksanakan dengan kunjungan SD Kristen Satya Wacana, Salatiga di Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan diperuntukkan bagi siswa kelas IV hingga kelas VI. Rombongan berjumlah 171 orang siswa dan 20 orang guru pendamping.
Kunjungan ini merupakan bagian dari kegiatan Outing Class yang rutin diselenggarakan pihak sekolah. Kegiatan ini memiliki tujuan untuk ”Memberi pengalaman belajar yang menarik dan edukatif bagi siswa-siswi kami tentang Sejarah manusia purba”, jelas Amrih Gunarto selaku Kepala Sekolah SD Kristen Satya Wacana, Salatiga
Rombongan SD Kristen Satya Wacana, Salatiga mendapatkan materi melalui museum serta koleksinya, rombongan menyaksikan pemutaran film tentang Sangiran, dan diberikan sejumlah buku untuk menambah koleksi perpustakaan sekolah. Buku ini merupakan sebuah cara untuk mengenalkan Sangiran pada generasi penerus.
“Terima kasih atas bukunya, semoga bermanfaat bagi kami” seru seorang perwakilan SD Kristen Satya Wacana, Salatiga.
Selain itu, rombongan diajak diskusi ringan dengan Bahasa yang mudah dipahami siswa tentang berbagai kejadian di Sangiran dimasa lalu. Kehidupan manusia purba yang berhasil menciptakan berbagai peralatan untuk hidup, hewan-hewan purba, dan juga lapisan tanah yang ada di Sangiran. Semua itu menjelaskan kehidupan masa lalu yang pernah terjadi di Sangiran. Siswa diajak untuk berpikir hewan-hewan apa saja yang pernah mereka lihat di kebun Binatang dan kemudian dibandingkan dengan hewan-hewan purba yang pernah hidup di Sangiran. Cara ini lebih efektif agar materi yang disampaikan dipahami siswa.
Pemberian buku ini bertujuan guna memberi informasi bagi anak usia dini hingga sekolah dasar. Menjadi cara sederhana untuk mengenalkan anak pada Sangiran dan berbagai keistimewaannya. Terobosan ini menjadi sebuah kemajuan untuk mampu mendekatkan generasi penerus bangsa, mendapat informasi dari sebuah buku dengan bahasa sederhana. (Wiwit Hermanto)