Kegiatan Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan Lil Alamin dirancang untuk menanamkan nilai-nilai luhur Pancasila pada para peserta didik. Kegiatan ini merupakan kegiatan kokurikuler berbasis projek yang dirancang untuk menguatkan upaya pencapaian kompetensi dan karakter yang memiliki pola pikir, sikap dan prilaku mencerminkan nilai-nilai luhur Pancasila yang universal dan menjunjung tinggi toleransi demi terwujudnya persatuan dan kesatuan bangsa serta perdamaian dunia.
Dalam rangka kegiatan Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan Lil Alamin Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Yogyakarta, mengadakan kunjungan ke Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krkilan pada hari Selasa, 15 Oktober 2024. Kegiatan ini bertujuan untuk memperdalam pengetahuan siswa tentang sejarah dan keberagaman budaya, serta memberikan wawasan tentang pentingnya pelestarian situs sejarah. Drs. Wiranto Prasetyahadi, M.Pd selaku Kepala MAN 1 Yogyakarta mengungkapkan bahwa kunjungan bertujuan untuk memberikan siswa wawasan tidak hanya tentang sejarah dan evolusi manusia, tetapi juga tentang dampak positif yang ditimbulkan museum terhadap ekonomi kreatif masyarakat sekitar.
“Kami berharap siswa dapat memahami betapa pentingnya pelestarian warisan budaya dan lingkungan, yang tidak hanya berkontribusi pada pengetahuan, tetapi juga pada kesejahteraan ekonomi masyarakat”, jelasnya.
Rombongan MAN 1 Yogyakarta diajak untuk menjelajah masa lalu yang pernah terjadi di Sangiran melalui berbagai koleksi museum, penjelasan yang diberikan, serta melalui film berjudul “Balung Buto”. Film “Balung Buto” menceritakan seorang anak yang keranjingan dengan gadget dengan berusaha mengenali dan mencari pahlawannya sendiri yang disebutnya sebagai “Super Hero”. Sang kakek menceritakan bahwa di daerah sekitarnya terdapat “Super Hero” sebuah kisah kepahlawanan Raden Bandung yang dapat dikisahkan melalui Museum Sangiran.
Di Museum, pemandu kemudian bercerita tentang sebuah mitos yang dulu ada dan hidup di tengah masyarakat. Kisah kepahlawanan Raden Bandung yang berusaha membantu masyarakat lemah yang teraniaya oleh kejahatan sekelompok raksasa. Terjadi sebuah pertempuran hebat antara Raden Bandung dengan kelompok raksasa pimpinan Raja Tegopati, sebuah pertempuran antara kebaikan melawan kejahatan.
Melalui kisah kepahlawanan antara kebaikan melawan kejahatan yang ada di Mitos Balung Buto, menyadarkan sang cucu untuk menjadi anak yang bangga akan pahlawannya sendiri. Pahlawan itu ternyata ada di sekitarnya dan awalnya dikenalkan oleh sang kakek dan pemandu museum. Kepahlawanan itu dan berbagai kekayaan Sangiran tersaji di museum, sebuah tempat menimba pengetahuan bagi masyarakat umumnya dan generasi muda khususnya.
Melalui museum yang menyajikan kisah masa lalu untuk menjadi suatu pembelajaran di masa depan. Kisah itu dengan singkat dan jelas tersaji dalam sebuah film “Balung Buto”, menjadi menarik bagi rombongan MAN 1 Yogyakarta. (Wiwit Hermanto)