Pada tanggal 2 Maret 2020, pemerintah pertama kali mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia. Setelah itu, kasus Covid-19 terus meningkat sehingga menjadi pandemi di Indonesia. Pandemi ini membawa dampak bagi seluruh aspek kehidupan, salah satunya adalah aktivitas pelayanan Museum Manusia Purba Sangiran.
Balai Pelestarian Manusia Purba (BPSMP) Sangiran terpaksa menutup museum guna mencegah penyebaran Covid-19 sejak tanggal 15 Maret 2020. Penutupan museum ini berlangsung selama 13 bulan. Kemudian pada tanggal 10 April 2021, Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran selaku pengelola Situs dan Museum Sangiran, kembali membuka layanan museum dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Museum Manusia Purba Klaster Krikilan dan Klaster Dayu merupakan 2 museum yang dibuka dengan mempertimbangkan berbagai hal dan berkoordinasi dengan pemangku kepentingan lainnya. Selain itu, pembukaan museum dengan melihat situasi dan kondisi yang ada di tengah-tengah masyarakat serta dengan mengingat saran dari berbagai pihak terkait.
Pembukaan museum ini kemudian berlangsung menyesuaikan dengan kebijakan pemerintah daerah, terjadi pembukaan dan penutupan. Selain kebijakan pemerintah daerah juga mengacu pada kebijakan pemerintah pusat yang dengan pemberlakuan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Pembukaan terakhir terjadi pada tanggal 12 Oktober 2021 hingga sekarang pada kedua museum yaitu Museum Manusia Purba Klaster Krikilan dan Klaster Dayu. Pembukaan dan penutupan museum ini berdampak pada masyarakat yang berjualan di lingkungan dan sekitar museum. Pembukaan museum membuat usaha mereka kembali bisa berjalan.
Sebagian pembeli warung-warung tersebut adalah para pengunjung museum untuk memenuhi kebutuhan mereka. Pembukaan museum membawa berkah bagi para pedagang yang banyak menaruh harapan dengan pengunjung museum. Pengunjung museum yang belum sebanyak saat pandemi Covid-19 berlangsung, masih menjadi masalah tersendiri.
Para pedagang masih belum banyak didatangi oleh pengunjung museum membuat pendapatan mereka belum optimal. Perlu terus berusaha dan berinovasi agar mendapat hasil yang optimal. Terus memanfaatkan kedatangan pengunjung untuk mendapatkan keuntungan dan dapat meningkatkan penghasilan.
Libur Idul Fitri 1443 H menjadi harapan bagi para pedagang saat pengunjung museum datang berkunjung. Menyiapkan berbagai barang yang bermanfaat bagi pembeli dan memberi keramahan bagi pengunjung yang merupakan calon pembeli. (Wiwit Hermanto)