Pameran bersama bertajuk Keberagaman Koleksi Museum Nusantara di Monumen Pers Nasional (Monpers) resmi dibuka pada hari Senin 22 Juli 2024. Pameran bersama ini menampilkan 16 museum se-Indonesia digelar selama lima hari, mulai 22-26 Juli 2024 dari pukul 08.00-16.00 WIB. Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Dirjen IKP Kemenkominfo), Usman Kansong, Wali Kota Solo, Teguh Prakosa, kepala-kepala OPD Solo, dan sejumlah tamu undangan lainnya turut menghadiri acara pembukaan.
Kepala Monpers Nasional Widodo Hastjaryo pada laporannya diawal acara mengatakan pameran bersama ini merupakan agenda rutin tahunan Monpers dengan tema yang berbeda-beda. Tujuan dari pameran bersama ini adalah untuk menumbuhkan literasi dan minat berkunjung masyarakat ke museum mengingat saat ini juga berbarengan dengan siswa-siswa masuk sekolah. “Semoga dengan adanya acara ini bisa memberikan manfaat kepada masyarakat. Apalagi saat ini juga bersamaan dengan masuknya anak-anak sekolah sehingga mereka bisa berkunjung ke sini dan semakin tahu tentang keberagaman koleksi museum se-Indonesia,” kata dia saat membuka acara.
Adapun museum peserta pameran bersama ini adalah Museum BPK, Museum Biologi UGM, Museum Bank Mandiri, Museum Deli Serdang, Museum Neka Art Bali, Museum Penerangan, Museum Radya Pustaka, Museum Rumah Budaya Kratonan, Museum Kretek Kudus, Museum dan Cagar Budaya, Museum Ranggawarsita, Museum Sandi, Museum Akademi Kepolisian, Museum Geologi, Museum Bank Indonesia, dan tuan rumah Museum Pers Nasional. Masing-masing museum membawa koleksi berupa barang yang identik sekaligus legendaris yang mereka miliki.
Usman Kansong berpesan agar museum-museum dapat beradaptasi dengan zaman, mampu membuat terobosan baru, “Untuk menumbuhkan literasi dan minat berkunjung ke museum, museum harus hadir ke masyarakat. Caranya beragam bisa dengan pemeran museum di mall, museum goes to school, dan sebagainya,” kata dia.
Teguh Prakosa, Wali Kota Solo, menyambut baik adanya pameran ini guna mendorong para siswa yang sedang MPLS (masa pengenalan lingkungan sekolah) untuk berkunjung ke Monpers. “Kalau harus ke Mangkunegaran, Keraton Solo, Radya Pustaka mereka (pelajar) ini kan perlu waktu. Dengan datang satu tempat saja (Monpers) mereka bisa melihat seluruh Indonesia lewat 16 perwakilan museum-museum tersebut,” kata dia.
Keduanya menyempatkan diri berkunjung ke stan Museum dan Cagar Budaya untuk menyaksikan koleksi yang dipamerkan. “Saya sudah pernah ke Sangiran dulu, sekarang pasti sudah banyak berubah”, ujar Teguh. Setengah ragu Teguh mencoba merasakan sensasi menyentuh fosil geraham gajah tipe stegodon yang khusus diperuntukkan untuk mengajak pengunjung mengenal gajah purba.
Usman Kansong turut berkunjung dan menyatakan keinginan untuk datang ke Sangiran, “Sudah lama saya ingin ke Sangiran, semoga museumnya makin banyak memberi pengetahuan bagi masyarakat”, harapnya. Menyapa masyarakat melalui pameran bersama ini menjadi salah satu cara melakukan edukasi dan Monpers menyediakan kesempatan itu. Sebuah kesempatan yang harus dimanfaatkan, pengunjung dapat berkunjung tanpa dikenakan biaya dan di stan Museum dan Cagar Budaya menyediakan suvenir menarik bagi pengunjung. (Wiwit Hermanto)