Pak Taslam, Kisah Pelestari Cagar Budaya, di Situs Bumiayu, Brebes

0
1491
Pak Taslam, pelestari fosil di Bumiayu

Indonesia kaya akan tinggalan arkeologis, salah satunya di Bumiayu, Brebes, Jawa Tengah. Di balik masih lestarinya Cagar Budaya tersebut, terdapat tokoh pelestari yang dengan gigih mengumpulkan temuan dan merelakan waktu dan hidupnya untuk melestarikan Cagar Budaya. Kisah pelestari ini menarik untuk diangkat sebagai gambaran masih banyaknya masyarakat yang peduli dengan ikut melindungi tinggalan masa lampau.

Pak Taslam menceritakan bagaimana dapat menjadi pelestari fosil, “Awalnya saya menganggap batu itu aneh dan unik makanya saya ambil dan saya kumpulkan di rumah”. Itulah salah satu kalimat yang muncul untuk menjawab beberapa pertanyaan mengenai kisahnya dengan fosil. Pak Taslam, bapak dari 11 anak ini mulai menggemari batu aneh yang belakangan disebut fosil sejak tahun 2015. Pada dasarnya beliau tidak mengetahui bahwa batu itu ternyata fosil. Pak Taslam mengumpulkan batu tersebut karena menganggapnya unik. Setelah mengetahui dari tetangganya yang juga menggemari fosil serta adanya informasi dari para peneliti baik yang berkecimpung dalam dunia geologi dan arkeologi, bahwa batu itu fosil, maka Pak Taslam mulai mengenali batu-batu yang dikumpulkannya yang kemudian disebutnya dengan fosil.

Kecintaan Pak Taslam terhadap fosil sangat tinggi. Adanya dukungan dari keluarganya membuat ia semakin gemar untuk melestarikan fosil tersebut. Fosil yang dikumpulkan sebagian besar diperoleh dari Sungai Biyuk, sungai yang mengalir di dekat rumahnya. “Pada saat saya berburu atau bekerja di hutan, jika ada longsoran tanah pasti saya datangi dan saya cek apakah ada fosil atau tidak, kalau ada langsung saya ambil daripada terbawa arus air” katanya sambil memegang salah satu fosil yang ada di meja rumahnya. Untuk menampung fosil fosil tersebut pak Pak Taslam merelakan sebagian ruangan di rumahnya untuk menampung fosil yang berhasil dikumpulkan dengan satu buah rak kayu buatannya sendiri. Rak tersebut saat ini sudah tidak cukup menampung fosil karena jumlah koleksi yang semakin banyak.

Saat ini baru sekitar 150an fragmen fosil di rumah pak Pak Taslam yang berhasil diidentifikasi oleh Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran, jumlah tersebut baru seperlima dari keseluruhan total fragmen fosil yang dikumpulkan. Jenis fosil beranekaragam dari gajah purba seperti Stegodon, Elephas, Bovidae hingga fosil tempurung kura-kura.

Pak Taslam memiliki sisi unik ialah gemar mencari ular, kegemarannya ini yang mengantarnya mengenal fosil. Dalam mencari ular Pak Taslam, selama cari itu dia sering malah menemukan fosil.

 Usia yang mencapai mencapai 60 tahun, tidak menyurutkan semangatnya untuk tetap melindungi fosil yang ada di lingkungannya. Ia berjanji akan merawatnya sebagai bagian dari pendidikan mengenai tinggalan masa lalu yang ada di sungai Biyuk khususnya dan di kota Bumiayu pada umumnya. (Nikko)

Susunan fosil di rumah Pak Pak Taslam
Fosil yang masih berserakan di sudut ruangan