Salah satu fungsi museum bagi peserta didik adalah untuk menginternalisasikan nilai-nilai positif. Museum dapat menjadi sumber belajar dan media pembelajaran yang efektif untuk menambah wawasan, menginternalisasi nilai-nilai nasionalisme, menggali nilai-nilai luhur, memahami peninggalan sejarah, dan menumbuhkan kecintaan pada museum. Untuk mencapai hal tersebut, Sekolah Menengah Atas Negeri (SMA N) Gondangrejo berkunjung ke Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan pada hari Kamis, 17 Oktober 2024.
Melalui museum, siswa diajak melakukan observasi untuk pembelajaran, kegiatan ini dimulai dengan mengamati proses belajar mengajar untuk mengumpulkan data secara objektif. Observasi pembelajaran dapat dilakukan oleh guru, supervisi, atau kepala sekolah.
Kunjungan ini dilakukan oleh kelas XII dengan 297 siswa dan 10 guru pendamping, sebagai sebuah wahana memberikan pemahaman tentang bagaimana manusia purba jenis Homo erectus hidup di Situs Sangiran. Situs ini menjadi situs yang memiliki nilai penting bagi pembelajaran kehidupan purba dan memberikan kontribus terhadap ilmu penegtahuan. Situs Sangiran memberi kontribusi terhadap penelitian tentang Homo erectus, terdapat 50 % temuan Homo erectus dunia ditemukan di situs ini.
Bukti-bukti itu dipaparkan melalui ruang pamer yang dapat disaksikan, selain itu juga, rombongan diajak diskusi dan menyaksikan film tentang Sangiran. Untuk menambah materi pembelajaran, rombongan diberikan buku-buku terbitan Balai Pelestarian Situs Manusia Purba (BPSMP) Sangiran.
“Terima kasih atas bukunya, semoga berkah dan membawa manfaat bagi kami”, ujar Krisnawan selaku perwakilan SMAN Gondangrejo.
Rombongan SMAN Gondangrejo diajak untuk menjelajah masa lalu yang pernah terjadi di Sangiran melalui berbagai koleksi museum, penjelasan yang diberikan, serta melalui film berjudul “Sangiran untuk Dunia” dan “Balung Buto”. Dua film yang diputar diharap dapat memperkaya pengetahuan siswa dan meningkatkan wawasan serta pengetahuan.
Berbagai pengetahuan diberikan pada rombongan SMAN Gondangrejo yang dapat memperkaya pengetahuan siswa. Melalui pembelajaran di museum, siswa dapat mendapat pengalaman luar kelas, menyaksikan berbagai bukti tentang kehidupan manusia purba. Menambah pengalaman lapangan serta menjadi pembuktian tentang pelajaran yang didapat di kelas. (Wiwit Hermanto)