Museum Virtual Sebagai Salah Satu Cara Mengedukasi

0
719

Pandemi Covid-19 yang telah melanda dunia sejak akhir 2019 menghancurkan berbagai sektor seperti pariwisata, kesehatan, ekonomi, budaya, pendidikan dan berbagai lini kehidupan masyarakat lainnya. Pendidikan merupakan bidang yang merasakan dampak yang sangat besar, pihak sekolah harus melakukan berbagai inovasi dan improvisasi.
Demikian juga bidang budaya yang mendapatkan dampak yang begitu telak, sebelum pandemi menyebar ke berbagai dunia, para budayawan dan seniman banyak berkreasi dan bersentuhan langsung dengan masyarakat. Pasca pandemi, mereka diharuskan untuk berpikir mengganti cara untuk terus berkarya dengan segala keterbatasannya.
BPSMP Sangiran yang merupakan salah satu satuan kerja (satker) Kementerian Pendidikan Kebudayaan mulai berbenah menyikapi pandemi yang belum kunjung usai ini. Sebagai salah satu bentuk sumbangan bagi pendidikan adalah dengan mengedukasi masyarakat melalui museum. Museum Manusia Purba Sangiran yang dikelola BPSMP Sangiran saat ini masih tutup guna mencegah penyebaran pandemi Covid-19.
Jalan keluar yang dilakukan oleh BPSMP Sangiran guna tetap melaksanakan salah satu tugas dan fungsinya adalah memodifikasi program yang mengedukasi masyarakat. Program-program yang dapat mengedukasi masyarakat tersebut seperti dengan melalui kunjungan Museum Manusia Purba Sangiran maupun berbagai program, seperti Sangiran Masuk Sekolah, pameran keliling, sosialisasi, seminar, bioskop keliling, dan berbagai program lain dilakukan dengan daring. Memanfaatkan teknologi yang ada dan mudah diakses masyarakat.
Salah satu target masyarakat yang teredukasi adalah anak sekolah guna mengenalkan cagar budaya pada generasi muda. Mengajak mereka mengenal yang kemudian pada akhirnya membuat mereka bangga akan tinggalan masa lalunya. Hambatan yang dihadapi saat ini adalah dengan tidak memungkinkannya untuk bertemu secara tatap muka (luring) dan hanya bisa dilakukan melalui daring.
Hal ini mengacu pada siaran pers yang dikeluarkan Kemendikbud yang menyebutkan bahwa membuka satuan pendidikan di daerah merupakan otoritas pemda. Menurut pengamatan, banyak pemda yang belum berani melakukan sekolah tatap muka. Mendikbud menilai banyak daerah yang memilih menggunakan opsi yang lebih aman untuk mempersiapkan diri dulu. “Setiap pemda merespons (mengeluarkan kebijakan) sesuai situasi riil di daerah mereka,” jelas Mendikbud.
Dengan melihat kondisi tersebut, BPSMP Sangiran berusaha ikut andil dalam mencerdaskan masyarakat melalui museum virtual yang dapat diakses di alamat https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/virtualmuseum/. Ini merupakan bagian dari upaya untuk turut berperan dalam mendidik masyarakat pada umumnya dan generasi muda pada khususnya. (Wiwit Hermanto)