Madrasah Tsanawiyah Satu Atap Pondok Pesantren Al Falah (MTs SA PP Al Falah) melaksanakan pembelajaran luar kelas di Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan pada hari Selasa, 24 Oktober 2023. Pembelajaran luar kelas ini diikuti oleh 348 orang siswa dan 20 orang guru pendamping. Dalam keterangan tertulisnya, Dr. H. Sri Setyo, S.H., Sp.Pd.I, M.Si selaku Kepala Madrasah mengungkap bahwa pembelajaran luar kelas diperuntukkan untuk kelas VII, VIII, dan IX dengan tujuan untuk menambah pengalaman belajar di luar kelas.
Guna mencapai tujuan pihak MTs SA PP Al Falah, Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan memberikan edukasi pada para siswa dan guru pendamping dengan menyaksikan film, diskusi, dan tanya jawab antara para siswa dan guru pendamping.
Beberapa film diputarkankan guna menambah pengetahuan dan pengalaman belajar bagi para siswa dan guru pendamping. Film-film tersebut bercerita tentang Situs Sangiran yang merupakan sebuah kompleks situs manusia purba. Situs Sangiran merupakan situs manusai purba Kala Pleistosen yang paling lengkap dan paling penting di Indonesia, dan bahkan di dunia. Terdapat lebih dari 50% temuan Homo erectus didunia merupakan sumbangan dari situs ini.
Situs Sangiran mampu memberikan berbagai pengetahuan untuk membuka misteri kehidupan masa lalu kala Pleistosen. Hal ini terlihat jelas dengan lapisan-lapisan tanah yang ada di Situs Sangiran, saksi dari kehidupan manusia purba tipe Homo erectus yang berhasil menciptakan alat dan budaya. Manusia purba tipe Homo erectus ini hidup di tengah-tengah hewan purba.
Lebih lanjut dikisahkan tentang lapisan tanah di Situs Sangiran yang tersusun oleh lapisan tanah berumur lebih dari 2,4 juta tahun lalu hingga sekarang yang diendapkan secara tidak terputus. Berawal dari lingkungan laut, berangsur-angsur menjadi lingkungan transisi, lingkungan rawa, dan akhirnya menjadi lingkungan darat seperti sekarang ini. Informasi perubahan lingkungan pengendapan tersebut diperoleh dengan mencermati lapisan-lapisan tanah beserta fosilnya, karena setiap lapisan tanah dan fosilnya menyimpan informasi yang berbeda mengenai lingkungan pengendapannya pada saat itu.
Perubahan lingkungan yang terjadi lebih dari 2,4 juta tahun yang lalu masih tampak di situs ini, mampu bercerita tentang kisah masa lalu. Di tengah situs ini, masih ditinggali oleh masyarakat yang diajak berperan melestarikan Situs Sangiran. Situs ini memiliki berbagai warna dengan adanya masyarakat yang bermukim di tengahnya.
Berbagai temuan dari Situs Sangiran kemudian direpresentasikan di Museum Manusia Purba Sangiran. Hal ini sangat tepat jika dihubungkan dengan pembelajaran luar kelas yang dilaksanakan oleh MTs SA PP Al Falah, melalui museum para siswa dan guru pendamping dapat melakukan proses pembelajaran. Dalam proses ini siswa diajak memahami dan membangun pengetahuan mengenai Situs Sangiran secara mandiri. Dengan bantuan guru, siswa bisa diarahkan untuk mengkaitkan suatu informasi dengan informasi yang lainnya sehingga terbentuk suatu pemahaman baru. Bagi sekolah, kunjungan ke museum dapat menjadi bagian dari program pembelajaran luar kelas.
Melalui koleksi museum ditambah dengan pemutaran film dan diskusi, menambah pemahaman siswa. Pengetahuan yang didapat langsung dari sumber pengetahuan, sebuah pengalaman belajar berharga bagi siswa yang menjadi sumbangan Sangiran untuk dunia pendidikan. (Wiwit Hermanto)