Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta pada tahun 2019 ini kembali menggelar Museum Goes to Campus (MGtC). Gelaran ini merupakan gelaran yang keempat sejak tahun 2016 yang merupakan salah satu upaya UNS menyematkan ciri sebagai kampus berwawasan kebudayaan dan meneguhkan prinsip sebagai kampus “Benteng Pancasila”. MGtC keempat ini mengambil tempat di Auditorium G.P.H. Haryo Mataram, S.H. UNS sejak 29 hingga 31 Oktober 2019.
Tema yang diangkat dalam gelaran MGtC keempat ini adalah “Keberagaman sebagai Dinamisator Peradaban”. Dalam laporannya pada acara pembukaan MGtC keempat ini, Insiwi Febriary Setiasih, S.S., M.A ketua panitia mengungkapkan bahwa MGtC merupakan salah satu upaya UNS menyematkan ciri sebagai kampus berwawasan kebudayaan dan meneguhkan prinsip sebagai kampus Benteng Pancasila”.
Selain itu, Insiwi menegaskan bahwa dengan MGtC keempat ini, UNS berupaya ikut serta merealisasikan Undang-Undang (UU) Nomor 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan serta turut berpartisipasi dalam memperingati Hari Museum Indonesia yang jatuh pada tanggal 12 Oktober lalu. Dalam laporannya Insiwi mengungkapkan peserta MGtC keempat ini berasal dari 26 museum dan komunitas paling jauh di Universitas Cenderawasih, Papua.
Prof. Dr. Warto, M.Hum selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) UNS dalam sambutannya mengungkapkan bahwa kegiatan MGtC ini rutin diselenggarakan, pada tahun ini merupakan penyelenggaraan yang keempat yang sudah menjadi kalender even. Artinya sudah menjadi atraksi wisata. Warto lebih lanjut berharap, “Ke depan kami mohon dukungan untuk keberlangsungan acara semoga kegiatan makin berkembang dan meningkat kualitasnya, hal ini untuk memberi peningkatan peradaban bangsa di tengah keberagaman”.
Profesor Jamal Wiwoho,S.H.,M.Hum selaku Rektor UNS dalam sambutannya mengungkapkan keprihatinannya akan perhatian generasi muda akan kehadiran museum. Museum masih asing bagi generasi muda, dianggap ketinggalan jaman di era globalisasi ini, betapa cepat perubahan sehingga orang tidak mau melihat masa lalu. Sebaliknya museum adalah sebagai tempat pembelajaran yang ideal sebagai sarana pembelajaran yang baik bagi generasi muda. “Saya mengapresiasi FIB yang terus menjaga MGtC yang keempat ini, saya berharap 3 hari ini kita bisa menyempatkan untuk melihat pameran”, serunya.
Diharapkan MGtC keempat ini menjadi penebar pengetahuan bagi generasi muda, sebagai media belajar dari masa lalu untuk menggapai masa depan. “MGtC diharap tidak hanya keempat tapi berkelanjutan untuk memberi semangat bagi generasi muda”, pungkasnya. (Wiwit Hermanto)