Matahari pagi di hari Jumat 2 Oktober 2015 menyinari Bumi Sangiran seakan menyapa kehadiran siswa-siswi SMA Kristen Tri Tunggal Semarang. Pagi itu siswa-siswi di suguhkan kemegahan Sangiran yang disuguhkan di Museum Sangiran. Untuk mengawali suguhan tersebut, siswa-siswi diberikan pengantar berupa presentasi dan pemutaran film tentang Sangiran.
Dalam perkenalannya, Dimas yang merupakan guru pendamping siswa-siswi SMA Kristen Tri Tunggal Semarang dalam kunjungannya ke Bumi Sangiran kali ini, mengungkapkan pertama kali datang ke Sangiran beliau bukanlah orang yang mencintai sejarah tetapi setelah diberikan pengetahuan melalui presentasi dan kemudian melihat kekayaan Sangiran yang ada di museum, diakuinya bahwa sekarang beliau sangat menyukai sejarah terutama sejarah tentang manusia purba. Pengetahuan yang diberikan membuatnya selalu haus akan pengetahuan tambahan tentang kehidupan prasejarah. Diharapkan siswa-siswi dapat mengambil manfaat dalam kunjungan ke Bumi Sangiran. Pembelajaran bukan hanya dilakukan di kelas tetapi juga dapat dilakukan melalui kegiatan ke lapangan seperti kunjungan ini. Siswa-siswi dapat melihat, mendengar dan merasakan apa yang ada di museum yang merupakan kumpulan kekayaan Sangiran. Jika ada yang kurang jelas atau menjadi kebingungan, dapat langsung bertanya ke narasumber yang memang berkompeten.
Berkeliling Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan, rombongan merasakan kehidupan purba. Melihat bukti sejarah masa lampau yang tersaji di museum, mendengar berbagai informasi yang menjadi sumber pengetahuan dari pemandu sebagai narasumber yang berkompeten serta merasakan sensasi kehidupan purba yang tersaji di museum. Diharapkan dengan kunjungan ke museum ini, akan mampu membentuk karakter yang cinta tanah air. (Wiwit Hermanto)