Perkembangan teknologi turut mempengaruhi cara penyajian informasi koleksi museum. Dengan dukungan teknologi yang berkembang saat ini, memungkinkan untuk menerapkan QR (quick response) Code atau kode respons cepat ke dalam sistem informasi berbasis web dan android/iOS. Apalagi untuk pengenalan detail koleksi museum, peranan sistem informasi ini sangat diperlukan. QR Code merupakan pengembangan atau perubahan bentuk kode batang atau barcode dari satu dimensi menjadi dua dimensi, dengan kemampuan menyimpan data lebih besar dibanding kode batang atau barcode. QR Code dapat menyimpan data dalam bentuk angka, huruf, dan simbol. Sehingga QR Code dapat digunakan untuk menyimpan URL laman suatu situs. Situs tersebut dapat berisi informasi tentang koleksi museum yang dapat digunakan sebagai pendukung sajian informasi koleksi secara audiovisual.
Pada pameran Museum Dolan Klaten, BPSMP Sangiran turut menyajikan koleksi museum dengan teknologi QR Code. Koleksi yang disajikan melalui teknologi ini adalah gigi Homo erectus arkaik S1 (Sangiran 1) dan tengkorak Homo erectus tipik S17 (Sangiran 17). Kedua koleksi ini merupakan beberapa temuan terbaik dan bernilai penting dari Sangiran. Kisah temuan fosil-fosil manusia purba Homo erectus erat kaitannya dengan penelitian G.H.R von Koenigswald di Situs Sangiran. Pada tahun 1936, penduduk setempat menyerahkan fosil rahang kanan manusia purba kepada Koenigswald. Fosil ini diberi nama Meganthropus paleojavanicus dan dikenal juga dengan S1 (Sangiran 1).
Sangiran 17 merupakan tengkorak lengkap manusia purba berjenis Homo erectus dan menjadi temuan penting dari Situs Sangiran. Sangiran 17 biasa disingkat S17 atau dikenal juga dengan nama Pithecanthropus VIII ditemukan pada tahun 1969 oleh warga bernama Tukimin bersama Towikromo. S17 ditemukan di sebelah selatan Sungai Cemoro di Dukuh Pucung, Desa Dayu, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Replika S17 banyak dikoleksi dan dipajang di museum paleoanthropologi terkemuka di seluruh dunia dan dijadikan referensi penting untuk merekonstruksi wajah Homo erectus. Temuan ini adalah temuan terbaik dari Sangiran, karena terdiri atas atap tengkorak, dasar tengkorak, dan muka yang masih terkonservasi secara baik. Fosil tengkorak ini merupakan satu-satunya fosil Homo erectus di Asia yang masih memiliki muka pada saat ditemukan.
Dengan QR Code, informasi tentang benda-benda bersejarah tersebut dapat langsung diakses oleh pengunjung dengan cara melakukan pindai (scan) QR Code. Maka secara langsung pengunjung akan diantarkan pada URL laman situs yang berisi tentang koleksi tiga dimensi (3D) Homo erectus S1 dan S17 dari Sangiran. Laman situs yang digunakan dalam menampilkan koleksi Sangiran yang dapat dipindai dengan QR code adalah sketchfab.com (M. Mujibur Rohman)