Mengedukasi Generasi Muda Sebagai Agen Pelestari Cagar Budaya

0
447

Program edukasi bagi siswa merupakan salah satu upaya memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang masa lalu akan kebesaran bangsa ini yang dapat menjadi penguat karakter. Untuk itu, Balai Konservasi Borobudur berkunjung ke BPSMP Sangiran dengan mengajak siswa yang merupakan anggota Saka Widya Budaya Bakti pangkalan Balai Konservasi Borobudur.
Kunjungan ini dilakukan pada hari Sabtu, 24 Agustus 2019 dengan pemberian presentasi, pemutaran film tentang Sangiran, menyaksikan aktivitas laboratorium, mengunjungi storage, dan berkeliling ke ruang pamer Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan. Rombongan diterima dengan ramah untuk mendapat materi tentang Sangiran demi sebuah edukasi yang bermanfaat untuk dibawa pulang dan dapat disebarkan pada yang lain.
“Kedatangan kami ke BPSMP Sangiran ini adalah sebuah bagian dari program kami yaitu edukasi pelestarian cagar budaya untuk memperingati hari Pramuka serta HUT RI. Kami mengajak anggota Saka Widya Budaya Bakti pangkalan Balai Konservasi Borobudur dan juga panitia kegiatan”, jelas Iwan Kurnianto selaku ketua rombongan.
Terpisah Iwan Setiawan Bimas selaku Kasi Pemanfaatan BPSMP Sangiran mengungkapkan persamaan visi kegiatan ini dengan BPSMP Sangiran. “Memberi edukasi siswa merupakan salah satu bagian tugas kami selaku Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kebudayaan. Menyebarkan informasi pada masyarakat, generasi muda menjadi salah satu sasaran yang sangat penting agar mereka bukan saja mengerti pengetahuan tentang kebesaran Indonesia di masa lalu tetapi juga menjadi penguat karakter mereka”.

 
Dalam mengedukasi, BPSMP Sangiran memberikan pengetahuan melalui diskusi dan tanya jawab dalam memberikan materi pada rombongan. Presentasi yang disampaikan menarik minat siswa yang merupakan anggota Saka Widya Budaya Bakti pangkalan Balai Konservasi Borobudur. Pertanyaan dan diskusi membuat mereka bertanya pada narasumber. Hal ini didukung dengan pemutaran film tentang Sangiran makin membuat rasa penasaran.
Kesempatan menyaksikan laboratorium dan storage disertai penjelasan dari pendamping, dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh rombongan. Berbagai pertanyaan tentang bagaimana fosil dilestarikan menjadi pertanyaan rombongan.
Diskusi terus berlanjut saat rombongan diajak berkeliling menyaksikan kebesaran masa lalu di Sangiran. Sebuah kebesaran masa lalu yang patut menjadi pengetahuan dan juga pemahaman akan keanekaragaman kebudayaan bangsa ini. Semoga pertemuan rombongan dengan kebesaran Sangiran menjadi sebuah pintu guna menjadi agen pelestari cagar budaya, sebuah kekayaan bangsa yang dititpkan pada bangsa ini dan generasi muda yang ke depan akan melanjutkan upaya pelestarian ini. (Wiwit Hermanto)