Museum Sangiran memiliki bermacam-macam koleksi fosil yang original dari wilayah Sangiran itu sendiri. Fosil tersebut meliputi manusia purba (Homo erectus) dan berbagai jenis hewan seperti Stegodon, kerbau purba, rusa, buaya, kuda nil, badak dan masih banyak lagi. Fosil yang berada di display Museum Sangiran telah melewati beberapa proses sehingga dapat ditampilkan di Museum. Mulai dari ekskavasi, penyelamatan, dan konservasi. Namun, ada satu proses yang sangat penting yakni proses kajian. Kajian sendiri merupakan suatu proses untuk menelaah dan mempelajari suatu hal. Lalu, kenapa fosil yang telah ditemukan harus dikaji terlebih dahulu sebelum ditampilkan di display??
Kajian penting dilakukan utamanya karena digunakan untuk menggali informasi dan sebagai alat vital dalam pengelolaan koleksi yang berkelanjutan. Kajian di Museum Sangiran sendiri melibatkan banyak bidang keilmuan seperti geologi, Biologi, Arkeologi, Kimia, Fisika, dan lain-lain. Tiap-tiap bidang keilmuan memberikan sumbangsih penting dalam proses kajian. Seluruh kajian tersebut kemudian terangkum menjadi satu dalam sebuah proses kajian signifikansi. Signifikansi sendiri adalah sebuah instrumen untuk memudahkan dalam menerapkan kriteria dan metodologi standar pada sebuah koleksi yang akan ditampilkan dalam sebuah pameran atau museum.
Kajian signifikansi ini sangat penting untuk mengidentifikasi makna penting dari sebuah objek atau koleksi. Segala bentuk pengelolaan dan pelestarian diharapkan dapat mempertahankan makna penting tersebut baik dimasa kini ataupun di masa mendatang. Selain itu kajian signifikansi digunakan untuk mengatur prioritas dalam proses kuratorial, serta bisa menjadi kunci pengetahuan bagi masyarakat umum.
Kajian penting untuk dilakukan juga karena dapat digunakan sebagai dasar fundamental dalam proses pengelolaan yang berkelanjutan. Sehingga nantinya bisa didapat langkah-langkah yang tepat untuk melakukan pengelolaan dan pelestarian terhadap benda-benda koleksi di Museum. Jika koleksi bisa terawat dengan baik dan tepat, benda-benda koleksi tersebut bisa tahan lama dan menjadi bukti dan pembelajaran untuk kita semua bahwa nenek moyang kita memiliki peradaban yang luar biasa di masa lampau.
(Rizka Salsabila Mafa’idah Mahasiswa Universitas negeri Malang)