Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan menyajikan pengetahuan melalui berbagai koleksi yang disajikan. Berbagai koleksi menjelaskan tentang Situs Sangiran di masa lalu, sejak berupa menjadi laut yang kemudian berubah menjadi rawa, kemudian berubah kembali menjadi darat yang berupa hutan yang subur dan dipenuhi fauna serta Homo erectus. Daratan dengan hutan yang subur kemudian berubah menjadi kering kerontang karena dipengaruhi perubahan iklim yang ekstrim.
Perubahan iklim yang menyebabkan terjadinya perubahan di Sangiran pada masa lalu tersebut coba di jelajahi oleh rombongan mahasiswa yang didampingi oleh dosennya. Rombongan berasal dari Universitas PGRI Semarang sejumlah 27 orang mahasiswa Pendidikan Biologi. Reni Rakhmawati, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Evolusi mengungkapkan bahwa, “Kunjungan ke Museum Manusia Purba Sangiran guna menunjang mata kuliah Evolusi”.
Reni melanjutkan, “Kami berharap bisa berkeliling ke semua Museum Sangiran, bukan saja di Krikilan tapi klister lainnya”. Salah satu yang menarik perhatian rombongan adalah display “Sentuh Aku”. Pada display ini, menjelaskan tentang gajah purba yang pernah hidup di Sangiran dan yang istimewa, pengunjung diperbolehkan untuk menyentuh dan merasakan sensasi guna mengobati rasa penasaran sehingga dapat menjadi “cerita” yang di bawa pulang.
Kejayaan gajah purba tersebut disajikan melalui display “Sentuh Aku” yang mengajak pengunjungnya merasakan sensasi yang tidak akan di dapat di tempat lain. Di ruang pamer 2 Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan. Pengunjung diijinkan menyentuh agar dapat merasakan dan membuktikan bagaimana fosil itu sesungguhnya.
Fosil yang boleh di sentuh itu berupa fosil gajah purba yang terdiri dari rahang atas, paha kiri dan kanan, serta gading gajah purba. Dengan menyentuhnya, diharap dapat menambah pengalaman pengunjung akan seberapa keras fosil itu, teksturnya seperti apa dan juga mengajak pengunjung ke kehidupan gajah purba sekitar 700.000-300.000 tahun yang lalu.
Sebuah cerita tentang sensasi yang dirasakan saat mengunjungi Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan. Kehadiran fragmen-fragmen fosil gajah purba itu membawa pengunjung kembali ke masa kejayaan mereka. Menunjukkan gajah sebagai hewan perkasa pada jamannya. (Wiwit Hermanto)