Pembelajaran di luar kelas merupakan metode pembelajaran yang aktivitas belajarnya berlangsung di luar kelas atau di luar sekolah. Tujuan dari pembelajaran metode ini adalah untuk melibatkan pengalaman langsung serta menantang semangat petualangan siswa agar lebih akrab terhadap lingkungan dan masyarakat.
Pembelajaran luar sekolah pada siswa Sekolah Dasar (SD) membutuhkan sistem pembelajaran yang menyenangkan. Memilih teknik pembelajaran yang tidak membosankan adalah tantangan guru, membuat anak merasa tidak jenuh yang berdampak pada menurunnya minat dan semangat siswa dalam belajar.
Guna mencapai tujuan tersebut, Sekolah Dasar Negeri (SDN) Karangasem, Sleman, Yogyakarta pada hari Kamis, 16 Februari 2023 melaksanakan pembelajaran luar sekolah dengan tujuan Museum Manusia Purba Sangiran Klaster Krikilan. Rombongan berjumlah 78 orang yang terdiri dari 57 siswa dan 21 pendamping). Melalui museum dan koleksinya, siswa mendapat pengalaman baru, memperkenalkan siswa dengan kebesaran masa lalu, dan juga menambah pengetahuan mereka.
Pengetahuan tambahan didapat siswa SDN Karangasem, Sleman, Yogyakarta dengan menyaksikan pemutaran film berjudul “Balung Buto”. Film yang berjudul “Balung Buto” menyampaikan sebuah kisah masa lalu yang diceritakan kembali guna mengingatkan bahwa selain memberi bukti ilmiah tentang kejayaan Homo erectus, Situs Sangiran memiliki kisah rakyat yang diturunkan dari generasi ke generasi.
Film ini memberi pengajaran bagi generasi penerus, seorang anak yang awalnya tidak mengetahui Sangiran, diperkenalkan melalui fosil-fosil yang ada di museum dan diceritakan kisah masa lalu tentang Balung Buto. Cerita tentang perang antara kebaikan yang diwakili oleh Raden Bandung melawan angkara murka yang terwakili dari Raja Raksasa, Tegopati. Perang yang akhirnya dimenangi Raden Bandung, kemenangan bagi kebenaran yang merupakan hasil kerja keras. Terjadi proses kerja keras yang dilakukan Raden Bandung agar dapat menang dan mengalahkan Tegopati.
Setelah pemutaran film berakhir, para siswa diminta pendapatnya tentang museum serta koleksi dan film yang telah diputar. Berbagai pendapat dilontarkan oleh para siswa yang merupakan siswa kelas V dan VI. Untuk mengawali dialog, siswa ditanya apa saja yang mereka saksikan di museum yang kemudian dijawab dengan berbagai pendapat mereka.
“Fosil”
“Banteng”
“Gajah”
“Buaya”
“Tengkorak”
“Manusia Purba”
Itulah koleksi yang terekam dalam memori para siswa setelah berkeliling menyaksikan berbagai sajian di ruang pamer. Melalui film yang diputar, mereka memliki pendapat masing-masing:
“Hebat”
“Bagus”
“Ada perang antara raksasa dengan Raden Bandung”
Pendapat tersebut menjadi bukti bahwa pembelajaran luar kelas, belajar langsung dengan melibatkan pengalaman dilapangan lebih memudahkan siswa untuk paham materi pembelajaran. Sebuah bukti generasi penerus yang mendapat pengalaman langsung melalui museum. Museum yang bukan hanya menyajikan kisah masa lalu tetapi juga memberi edukasi sesuai dengan tema museum. (Wiwit Hermanto)