Melalui Materi Film Yang Ditayangkan Bioling, BPSMP Sangiran Menyebarkan Informasi

0
534

Pada pemuataran bioskop keliling (bioling) di Dusun Mlandingan pada hari Sabtu, 22 Juni 2019, BPSMP Sangiran menampilkan film-film tentang Sangiran maupun program acara di televisi yang merupakan hasil kerjasama dengan media televisi. Kerja sama dengan televisi ini merupakan salah satu bagian dari upaya penyebarluasan informasi pada masyarakat.
Film-film maupun program acara di televisi menjelaskan tentang Sangiran yang menceritakan potensi yang dimiliki Situs Sangiran, keberadaan Museum Sangiran, dan juga kehidupan masyarakat yang bermukim di tengah Situs Sangiran dalam kesehariannya. Dengan pemutaran materi ini, diharapkan memudahkan masyarakat/penonton untuk menyerap informasi yang disampaikan. Selain itu untuk lebih banyak memberikan informasi tentang Sangiran pada masyarakat Mlandingan.
Seperti keterangan yang dihimpun tim bioling, masyarakat Mlandingan merupakan daerah di tengah Situs Sangiran tetapi belum banyak menerima informasi tentang keberadaan situs ini. Masyarakat perlu mendapat informasi tentang kebesaran Situs Sangiran, pemanfaatan Situs Sangiran bagi ilmu pengetahuan dan wisata, peran serta masyarakat dalam upaya pelestarian Situs Sangiran, penelitian maupun penyelamatan temuan fosil yang dilakukan, dan juga kebijakan yang diambil BPSMP Sangiran selaku pengelola Situs Sangiran.
Menyikapi hal tersebut, tim bioling mengambil langkah untuk memberi informasi tentang Sangiran melalui pemutaran film-film tentang Sangiran maupun program televisi yang mengungkap kisah dan keberadaan Situs Sangiran. Film-film tentang Sangiran yang diputar berjudul Telaga Asa di Lembah Cemara, Balung Buto, Golek Balung Buto, Bukuran, Krikilan, Sangiran untuk Dunia, Profil Museum Sangiran, dan Penyelamatan Temuan di Sumomorodukuh. Program acara bekerja sama dengan televisi yang diputar berjudul Balung Buto, Indonesia Bagus, Liputan Workshop Konservasi Fosil, Wira-wiri Museum Klaster Ngebung, dan Wira-wiri Museum Klaster Krikilan.
Pemutaran bioling dengan materi film dan program acara televisi tersebut mendapat apresiasi dari penonton yang enggan beranjak sebelum pemutaran bioling berakhir. Dengan materi tersebut penonton mendapat informasi tentang Sangiran melalui cara sederhana, menarik, singkat, dan mudah dipahami. Dengan cerita sederhana layaknya keseharian yang dialami masyarakat, menjadikan materi yang diputar bioling memudahkan penonton menyerap informasi yang disampaikan.
Tayangan audio visual merupakan salah satu cara memberikan informasi pada masyarakat yang bukan saja menarik tetapi juga efektif. Dengan menyaksikan apa yang ditayangkan, penonton akan memusatkan perhatiannya pada gambar dan suara yang ditayangkan dihadapan mereka. Materi yang ditayangkan berdurasi singkat antara 5-30 menit yang ditayangkan secara terus menerus tanpa henti. Singkat dalam durasi menjadikan salah satu yang menjadikan penonton tidak cepat bosan dalam mengikuti yang ditayangkan bioling.
Dengan bahasa sederhana, bahkan ada film yang berbahasa Jawa yang merupakan bahasa keseharian masyarakat menjadikan informasi dan pengetahuan yang disampaikan lebih mudah dipahami. Kesemua ini yang terjadi dipemutaran Bioling di Dusun Mlandingan yang dapat menjadi evaluasi bagi pemutaran bioling selanjutnya. (Wiwit Hermanto)