MELACAK BUDAYA PASCA PLESTOSEN DI SITUS SANGIRAN

0
1915
Foto 1 Salah satu periuk hasil rekonstruksi temuan ekskvasi di Dusun Pucung, Dayu

Situs Sangiran telah dikenal secara luas sebagai Situs Plestosen yang menyumbangkan banyak informasi mengenai manusia, budaya, dan lingkungan kala Plestosen di Jawa, namun sangat sedikit informasi yang kita tahu mengenai kehidupan pasca plestosen di Sangiran. Informasi mengenai okupasi manusia pasca plestosen bisa didapatkan dari keterangan masyarakat mengenai “Kubur Budho” di Situs Sangiran. “Kubur Budho” adalah istilah yang digunakan masyarakat untuk menyebut kuburan kuno yang memiliki bekal kubur di Sangiran dan sekitarnya. Menurut informasi masyarakat setempat, pada tahun 1970-an di daerah Desa Jambu, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar, di daerah Manyarejo, Kecamatan Plupuh, dan di daerah Desa Bukuran, Kecamatan Kalijambe, Kabupaten Sragen sering terjadi penggalian liar terhadap “Kubur-kubur Budho” untuk mencari barang-barang perhiasan emas maupun manik-manik. Pada saat penggalian tersebut juga ditemukan pecahan-pecahan wadah tembikar maupun gelang perunggu.

“Kubur Budho” yang diduga merupakan tinggalan budaya megalitik menurut masyarakat bisa ditemukan di beberapa wilayah di Kecamatan Gondangrejo (Karanganyar) dan Kecamatan Kalijambe (Sragen) yang masih masuk di dalam wilayah Situs Sangiran. “Kubur Budho” yang berada di Kecamatan Gondangrejo di antaranya ditemukan di Desa Krendowahono (Dusun Bojong), Desa Dayu (Dusun Jambu, Dusun Tanjung, Dusun Gayaman, dan Dusun Sidorejo), Desa Rejosari (Dusun Kricikan), dan Desa Bulurejo (Dusun Watu Dakon). Sementara itu, wilayah yang juga diduga terdapat lokasi “Kubur Budho” terletak di Kecamatan Kalijambe, yaitu di Desa Krikilan (Dusun Pagerjo), Desa Ngebung (Dusun Sendangklampok), dan Desa Bukuran (Dusun Bapang dan Dusun Bukuran).

Berdasarkan keterangan masyarakat tersebut, BPSMP Sangiran melakukan kajian tentang “Kubur Budho” di wilayah Dayu, Gondangrejo tanggal 20 September-4 Oktober 2016 melalui survei dan ekskavasi di Dusun Pucung, Dayu. Selama survei menemukan 83 temuan yang terdiri dari pecahan keramik, gerabah, uang logam, besi, perunggu, batu, fosil, gigi manusia, serta gigi Bovidae. Sementara itu dalam ekskavasi telah ditemukan sejumlah 1085 temuan yang terdiri dari 1022 pecahan badan gerabah, 26 pecahan tepian gerabah, 9 pecahan leher gerabah, dan 18 pecahan karinasi gerabah.

Hasil rekonstruksi temuan pecahan gerabah yang ditemukan di kotak ekskavasi berupa 11 wadah yang terdiri dari 6 mangkuk dan 5 periuk. Wadah gerabah tersebut dibuat dengan menggunakan teknik roda putar dan dibakar dengan teknik pembakaran terbuka (bonfire). Meskipun hasil kajian belum secara gamblang bisa membuktikan adanya “Kubur Budho” (dikarenakan nihilnya temuan sisa rangka manusia dalam konteks penguburan), namun hasil kajian ini bisa menjadi informasi awal mengenai potensi lain Situs Sangiran dan okupasi manusia setelah masa Plestosen di Sangiran. (Pipit Meilinda)

Foto 1 Salah satu periuk hasil rekonstruksi temuan ekskvasi di Dusun Pucung, Dayu
Foto 1 Salah satu periuk hasil rekonstruksi temuan ekskvasi di Dusun Pucung, Dayu
Foto 2 Salah satu mangkuk hasil rekontruksi temuan ekskavasi di Dusun Pucung, Dayu
Foto 2 Salah satu mangkuk hasil rekontruksi temuan ekskavasi di Dusun Pucung, Dayu
Foto 3 Cundrik (senjata) hasil temuan survei
Foto 3 Cundrik (senjata) hasil temuan survei