Masyarakat Desa Manyarejo Memanfaatkan Tradisi

0
9

Mitos Balung Buto dikenal masyarakat yang bermukim di Situs Sangiran tetapi mitos ini hampir punah dan hanya diketahui oleh orang-orang tua berusia diatas 50 tahun. Hal ini terjadi karena mitos ini tidak lagi diceritakan pada anak-anak dan perkembangan masyarakat yang begitu maju dengan pengetahuan. Untuk mengingatkan kembali mitos Balung Buto, masyarakat Desa Manyarejo, Plupuh, Sragen, Jawa Tengah terinspirasi untuk menciptakan tari dengan dasar mitos itu.

Balung Buto sendiri merupakan kata dalam Bahasa Jawa, Balung berarti tulang dan Buto berarti raksasa, jadi Balung Buto berarti tulang raksasa. Masyarakat pada masa lalu mengenal fosil yang ada disekitar mereka sebagai Balung Buto karena bentuknya yang besar, seiring masuknya para peneliti asing, maka konsep tersebut hilang. Seiring perjalanan waktu mitos Balung Buto mulai terkikis, guna mengenalkan kembali, masyarakat Manyarejo menciptakan tari yang mereka sebut Tari Rempeg Balung Buto.

Paimin selaku Bayan di Desa Manyarejo menjelaskan bahwa “Tari Rempeg Balung Buto merupakan tari hiburan, tari rancak, tari kreasi yang diciptakan sebagai sarana hiburan tapi masih mengandung nilai-nilai legenda Balung Buto”, jelasnya.

Mitos Balung Buto memberikan inspirasi pada seni dan budaya yang berkembang di masyarakat yang bermukim di Situs Sangiran. Masyarakat Desa Manyarejo merupakan salah satu desa yang berada di Situs Sangiran yang memanfaatkan mitos ini dalam bidang kesenian. Kesenian yang mereka ciptakan itu tidak jauh dari budaya yang ada dan berkembang disekitar mereka. Masyarakat memanfaatkan mitos ini sebagai inspirasi dalam gerak dan langkah mereka. Masyarakat memberi warna dengan kesenian yang hingga saat ini masih hidup dan berkembang di tengah kehidupan masyarakat, dilestarikan sehingga masih terus dipertahankan.

Situs Sangiran tidak hanya memiliki kekayaan arkeologi, tetapi juga memiliki kekayaan budaya masyarakat yang hidup di tengah-tengah situs ini. Hal itu didorong oleh masyarakat yang ada di Situs Sangiran yang masih memegang tradisi turun-temurun yang diwarisi oleh nenek moyangnya. Masyarakat Desa Manyarejo melalui Tari Rempeg Balung Buto berusaha memanfaatkan tradisi yang diturunkan nenek moyang. (Wiwit Hermanto)