Mahasiswa Biologi Dan Kimia UNS Menggelar Seminar Kajian Kuliah Magang Di BPSMP Sangiran

0
903
Salah satu mahasiswa kuliah magang UNS Fakultas MIPA sedang memaparkan hasil penelitian analisis polen di lapisan formasi Pucangan Situs Sangiran

Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran memfasilitasi program magang untuk mahasiswa dari Perguruan Tinggi dengan bentuk kerjasama. Penelitian yang dilaksanakan adalah untuk mendalami kajian keilmuan yang dapat meningkatkan potensi keilmuan baik universitas yang bersangkutan maupun Balai Pelestarian Situs Manusia Purba Sangiran.  Dengan demikian, mahasiswa bisa mengaplikasikan pengetahuan yang diperoleh di ruang belajar dengan kegiatan nyata dalam pembangunan keilmuan dibidang kebudayaan khususnya pelestarian Situs manusia purba di Sangiran.

Sebagai tahap akhir program magang kali ini (20/2/2018), Seminar kuliah magang mahasiswa UNS Fakultas MIPA Jurusan Biologi dan Kimia dilaksanakan oleh 3 sesi yaitu sesi pertama oleh Ade Arum Ndani dkk yang membahas mengenai Kajian Identifikasi Polen Dan Spora Dari Sedimen Tanah Formasi Pucangan, Sangiran, Jawa Tengah. Kemudian sesi kedua Nisa Nurhayati yang membahas Variasi Pelarut Paraloid Serta Efektifitasnya Sebagai Konsolidan Fosil Di BPSMP Sangiran. Sesi terahir disampaikan oleh Miftah Ken Hanif membahas tentang Identifikasi Koleksi Fosil Gigi Artiodactyla Di Balai Pelestaraian Situs Manusia Purba Sangiran.

Pipit Puji Lestari, S.Si, pengkaji  dari BPSMP Sangiran dan salah satu pembimbing kuliah magang mahasiswa UNS tersebut mengungkapkan, tujuan dari rangkaian penelitian ini adalah masing-masing  ingin mengetahui jenis flora yang terekam pada sedimen tanah Formasi Pucangan melalui analisis fosil serbuk sari (pollen). Selain itu dari kajian yang dilakukan ini ingin menentukan pelarut yang paling efektif untuk konsolidasi fosil di BPSMP Sangiran. Sementara itu, kajian terahir adalah ingin mengetahui cara mengidentifikasi fosil gigi Artiodactyla.

“Hasil kajian penelitian ini menunjukkan bahwa masing-masing kajian dapat menambah data bagi BPSMP Sangiran. Seperti pada analisis polen, meski proses identifikasi masih berlanjut pada penelitian ini sudah teridentifikasi jenis-jenis tanaman yang pernah hidup di formasi lapisan pucangan Situs Sangiran. Dan untuk jenis pelarut yang paling efektif untuk konsolidasi fosil telah dapat disimpulkan meski membutuhkan penelitian lebih lanjut, yaitu pelarut toluena,” demikian katanya.

Arie Swastikawati,S.Si., M.A mengulas hasil kajian dari para mahasiswa magang

Data awal kajian kelompok mahasiswa magang UNS baik tentang analisis polen, koleksi gigi Artiodactyla, maupun variasi pelarut paraloid ini nantinya akan digunakan untuk pengembangan kajian lebih lanjut berkaitan dengan teknis pelestarian fosil dan situs manusia purba di Sangiran. Setelah kegiatan kajian oleh mahasiswa magang ini Konservator Pelindungan BPSMP Sangiran diharapkan dapat memonitor serta meningkatkan kinerja pelestarian di lingkungan Situs Sangiran. (Ath)