Pada saat ini sedang berlangsung kegiatan worskshop di BPSMP Sangiran yang dilaksanakan mulai tanggal 9 sampai dengan 10 Mei 2017, dan berlangsung dari pukul 09.00-17.00 WIB. Kegiatan tersebut berfokus pada pembahasan mengenai “Lokakarya Peningkatan Masyarakat untuk Mendukung Pelestarian Berbasis Masyarakat pada Situs Manusia Purba Sangiran”. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan serta kesadaran masyarakat akan nilai penting Sangiran sebagai warisan dunia, sekaligus mendorong keterlibatan masyarakat dalam hal pelindungannya. Kegiatan ini merupakan kerjasama antara BPSMP Sangiran, UNESCO Jakarta, dan Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman.
Pembukaan acara dilaksanakan pada pukul 09.00 WIB di ruang Teuku Jacob. Dalam acara ini Sukronedi selaku Kepala BPSMP Sangiran memberikan sambutan yang disusul oleh Bernards Alens Zako selaku Kepala Unit Budaya UNESCO Jakarta dan juga Harry Widianto selaku Direktur Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. Kegiatan ini dihadiri oleh beberapa narasumber seperti Bernads Alens Zako (Kantor UNESCO Jakarta), Harry Widianto (Direktur Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman), Daud Aris Tanudirjo (Dosen UGM), Anam Susanto (Bappeda Sragen), Irsyad B (Bapelitbang Karanganyar), Sukronedi (BPSMP Sangiran). Tamu yang diundang adalah tokoh-tokoh masyarakat Situs Sangiran.
Narasumber untuk hari pertama tanggal 9 Mei 2017 adalah Bernads Alens Zako yang menyampaikan presentasi tentang Awareness Raising Workshop for Promoting Community-Based Conservation of Sangiran Early Man Site. Bernads lebih menekankan pada latar belakang konsep Situs Warisan Dunia Unesco: apa, mengapa, manfaat nominasi termasuk persyaratan konservasi terkiat, tanggung jawan bersama untuk perlindungan. Narasumber berikutnya yaitu Harry Widianto, menyampaikan tentang Kebijakan dan Perangkat Hukum Terkait dengan Rencana Perlindungan Situs Sangiran. Beliau lebih banyak membicarakan mengenai perangkat hukum untuk melindungi situs dari aktivitas ilegal looting seperti penggalian artefak tanah/pasir/bebatuan tanpa ijin, dan penimbunan sampah sehingga diharapkan akan muncul suatu kebijakan, peraturan serta program kerja. Narasumber terakhir dihari pertama workshop adalah Daud Aris Tanudirjo. Beliau menyampaikan 5 (lima) sesi yang lebih menitikberatkan pada konservasi dan pengembangan situs yang berkelanjutan di Situs Arkeologi Pra-Sejarah khususnya Sangiran.
Pada hari kedua narasumber yang dihadirkan yaitu Sukronedi (Kepala BPSMP Sangiran) yang membahas tentang rencana komprehensif untuk konservasi sangiran. Beliau menekankan pada rencana pelibatan masyarakat dalam pelestarian situus Sangiran yang saat ini diterapkan dan yang akan diterapkan. Kemudian dari Bappeda Sragen oleh Anam Susanto dan Bapelitbang Karanganyar oleh Irsyad B, menyampaikan presentasi tentang sosialisasi kegiatan atau program pemerintah daerah terkait dengan konservasi Sangiran. Acara terakhir yaitu adanya diskusi antara pihak-pihak tersebut dengan tokoh masyarakat.
Secara keselurahan materi yang disampaikan berkaitan dengan keterlibatan masyarakat Situs Sangiran dalam hal pengembangan, kebijaksanaan maupun peran dari masyarakat tersebut. Dengan kegiatan ini diharapkan masyarakat bisa meningkatkan kesadaran dan mendukung kelestarian Situs Sangiran. (Metta Adityas)