Libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) kali ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya akibat dampak dari pandemi yang belum kunjung berakhir. Akibat pandemi yang melanda dunia sejak akhir tahun 2019 ini, Museum Manusia Purba Sangiran hingga saat ini masih tutup sebagai salah satu upaya untuk mencegah penyebaran Covid-19.
Dengan tutupnya Museum Manusia Purba Sangiran, berdampak pada masyarakat yang ingin berkunjung harus menunda keinginannya tersebut. Di sisi lain, masyarakat sekitar yang menggantungkan asa pada keberadaan Museum Manusia Purba Sangiran dan pengunjung harus berkurang pemasukannya.
Masyarakat di sekitar Museum Manusia Purba Sangiran banyak yang menggantungkan asanya pada museum dan pengunjungnya. Dengan banyaknya pengunjung, akan berdampak dengan meningkatnya penghasilan mereka. Masyarakat sekitar yang menggantungkan asanya pada museum dan pengunjung, banyak menjajakan makanan dan minuman, jasa, serta berdagang suvenir.
Pada musim libur Nataru, biasanya masyarakat sekitar Museum Manusia Purba Sangiran yang berdagang, selalu mendapatkan hasil berlimpah karena pengunjung museum yang berlimpah pula. Pengunjung museum melimpah pada musim libur Nataru yang berdampak pula pada para pedagang Museum Manusia Purba Sangiran.
Banyak pengunjung museum yang membutuhkan makanan dan minuman yang dijajakan oleh para pedagang. Begitu juga dengan pedagang yang menjajakan suvenir yang selalu diburu oleh para pengunjung yang ingin menyimpan memori selama berada di Museum Manusia Purba Sangiran. Masyarakat yang menyediakan jasa parkir juga tak ketinggalan mendapat limpahan rejeki dengan kedatangan pengunjung.
Semua itu tidak akan terjadi pada libur Nataru kali ini karena Museum Manusia Purba Sangiran masih tutup hingga waktu yang belum ditetukan. “Kita belum bisa memastikan kapan museum dibuka. Kita terus ikuti perkembangan dan tentu berhubungan dengan kebijakan pemerintah daerah dan pusat. Selama ditutup yang kami lakukan adalah melakukan pemeliharan rutin semua koleksi”, jelas Iskandar Mulia Siregar, S.Si. selaku Kepala BPSMP Sangiran.
Hal ini tentu menjadi cobaan bagi berbagai pihak, perlu disikapi dengan bijak dengan mencari berbagai terobosan guna tetap memberi layanan pada masyarakat. “Program yang kami lakukan selama pandemi ini, kami terus berusaha meningkatkan dan mengembangkan konten dari virtual museum kami. Virtual museum ini sudah bisa dinikmati oleh semua masyarakat secara online”, imbuhnya.
Virtual museum dapat di akses:
http://kebudayaan.kemdikbud.go.id/virtualmuseum/sangiran_ID/index.html
Walaupun berbeda suasananya, semoga libur Nataru mampu memberi keberkahan bagi kita semua dan semoga pandemi ini segera berlalu. (Wiwit Hermanto)