Situs Sangiran telah merekam dengan lengkap peradaban dan kebudayaan manusia purba sehingga memiliki nilai sejarah bagi bangsa Indonesia khususnya dan dunia pada umumnya. Hal ini yang kemudian mendapat pengakuan dunia melalui UNESCO sebagai sumber pengetahuan tentang kehidupan masa lalu manusia purba yang penting bagi dunia.
Latar belakang tersebut yang membuat Duta Besar Tiongkok untuk Indonesia Xiao Qian tertarik berkunjung ke Museum Manusia Purba Sangiran. Kunjungan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 10 Januari 2018 sebagai rangkaian kunjungannya di Jawa Tengah. Dalam sambutannya, Drs M. Hidayat selaku Kepala BPSMP Sangiran mengungkapkan kebanggaannya akan kunjungan ini sekaligus berharap kunjungan ini merupakan awal kerjasama.
“Saya bahagia sekaligus bangga Sangiran menjadi salah satu destinasi kunjungan Duta Besar Tiongkok, semoga kunjungan ini menjadi titik awal kerjasama yang baik antara Sangiran dengan Zhoukoudian. Selama ini kerjasama sudah pernah dilakukan tapi baru sebatas rencana, diharap ke depan kerjasama yang dilakukan lebih baik lagi”.
Situs Zhoukoudian memiliki beberapa kesamaan dengan Situs Sangiran yang merupakan situs manusia purba. Kehidupan masa lalu manusia purba dapat diungkap lebih banyak lagi dengan kerjasama penelitian dan pengembangan.
“Dengan menyaksikan koleksi yang ada di Museum Sangiran, saya berharap rombongan dapat mendapat pengetahuan dan wawasan tambahan bagi pengembangan kerjasama ke depan”, lanjut Hidayat.
Dalam sambutan balasannya, Qian mengungkapkan bahwa rombongan menjadikan Sangiran sebagai salah satu destinasi kunjungan kerjanya di Jawa Tengah. Kunjungan ini dilakukan karena ada kesamaan situs purbakala yang ada di Tiongkok yaitu Situs Zhoukoudian dengan Situs Sangiran.
“Saya gembira ke Sangiran selama kunjungan saya di Jawa Tengah, Indonesia dan Tiongkok negara bersahabat dengan peradaban kuno. Di bumi yang cukup luas ini, negara kita memiliki sebuah peradaban kuno yang luar biasa”, ujar Qian.
Lebih lanjut Qian mengungkapkan bahwa, “Kerjasama memiliki prospek luar biasa besar, khususnya dalam hal penelitian manusia purba, saya gembira apa yang tadi bapak sampaikan ada kerjasama Sangiran-Zhoukoudian dan kami mendukung kerjasama. Bentuk kerjasama ini bisa berupa pameran dan penelitian bersama”.
Qian mengakui bahwa,”Kedua negera memiliki kontribusi besar terhadap penelitian kebudayaan manusia. Terima kasih atas keramahannya semoga meningkatkan pengetahuan terhadap budaya manusia”.
Rombongan diajak berkeliling museum, storage, dan laboratorium untuk menyaksikan koleksi dan melihat sekilas aktivitas melestarikan fosil-fosil di laboratorium. Selain itu, rombongan dikenalkan dengan buku Katalog Homo erectus yang sudah “ditanam” aplikasi 3 dimensi. Aplikasi ini membuat terkesima Qian dan rombongan yang menyatakan ketertarikannya dengan Katalog Homo erectus yang sudah dilengkapi aplikasi 3 dimensi.
Semoga kunjungan ini menjadi sebuah langkah besar dalam pengembangan Situs dan Museum Sangiran, bukan hanya sebagai tempat yang mengisahkan kehidupan masa lalu Homo erectus saja tetapi juga menjadi laboratorium pengetahuan bagi dunia. Sangiran memberikan pengetahuan itu bagi dunia dan membawa berkah bukan saja pada para peneliti tetapi juga masyarakat di Sangiran. (Wiwit Hermanto)