Kunjungan Direktur Jenderal Kebudayaan ke Sangiran dalam rangka CHEADSEA dan SangiRUN

0
460

Kamis 11 Maret 2021, BPSMP Sangiran mendapatkan kunjungan dari Direktur Jenderal Kebudayaan, Hilmar Farid. Turut serta dalam kunjungan ke Sangiran adalah Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan, Drs. Fitra Arda, M.Hum, Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan kebudayaan, Dr. Restu Gunawan, M. Hum, dan Direktur Perfilman, Musik, dan Media Baru, Ahmad Mahendra, S.Sos. Dalam kesempatan ini, Hilmar Farid beserta rombongan turut mengunjungi museum-museum klaster di Sangiran. Museum-museum klaster di Sangiran yang didatangi secara berurutan adalah Museum Klaster Krikilan, Manyarejo, Ngebung, Dayu, dan berakhir di Klaster Bukuran.
Rangkaian acara kunjungan Dirjen Kebudayaan di Museum Klaster Bukuran disambut dengan ‘Ngopi bareng’, kemudian dilanjutkan memasuki ruang audiovisual di museum untuk mendengarkan paparan kepala BPSMP Sangiran, Iskandar Mulia Siregar, S.Si tentang rencana kegiatan CHEADSEA (Center for Human Evolution, Adaptations, and Dispersals in Southeast Asia) dan pengelolaan museum-museum yang menyimpan fosil selama 5 tahun ke depan. Rangkaian acara lainnya dalam kunjungan Dirjen Kebudayaan ini adalah paparan tim survey dan perencanaan event SangiRun lomba lari yang direncanakan akan diadakan di Situs Sangiran pada tahun ini. Paparan ini memuat rute, teknis kegiatan (pra event, main event, dan paska event), serta rencana peserta yang mengikuti kegiatan SangiRun.
Dalam kunjungannya ke Sangiran, Hilmar Farid menyampaikan pesan dan arahan bahwa keberadaan CHEADSEA mampu menjembatani kegiatan-kegiatan yang bersifat ilmiah-akademis dengan penguatan peran komunitas atau masyarakat dalam situs Sangiran. Untuk itu, perlu narasi pengembangan Sangiran yang tidak hanya berpatok pada Outstanding Universal Value (OUV) Sangiran, dalam hal ini hanya terpaku pada kepurbaan saja, namun juga memperkuat narasi pengembangan potensi apa saja yang ada di masyarakat Sangiran saat ini.
Terkait dengan event SangiRun, Hilmar Farid juga menyampaikan event ini bukan hanya sekedar lomba lari atau kegiatan yang bersifat fisik saja, tetapi narasi yang dibangun lewat event ini adalah bahwa masyarakat masa lampau (manusia purba) pernah hidup di Sangiran, di mana pada waktu itu sebagian besar kegiatan mereka dilakukan dengan pelibatan aspek fisik. Oleh karena itu, event ini dilaksanakan untuk memperlihatkan kemampuan manusia dalam beradaptasi terhadap lingkungan yang masih relevan dengan masa kini. Pada kunjungan kali ini, rombongan Dirjen Kebudayaan turut melewati jalan-jalan penghubung antar museum klaster yang nantinya akan dipergunakan sebagai lintasan lari peserta SangiRun. (M. Mujibur Rohman)