Ketika Masih Terselimuti Kabut Gelap

0
434

Meski kini terlahir sebagai sebuah situs terhormat di dunia, dan telah masuk dalam daftar Warisan Dunia UNESCO, Sangiran tidak segera diketahui potensi sebenarnya di fase dini, meski pada tahun 1864, P.E.C Schmülling telah melaporkan adanya fosil-fosil vertebrata di daerah Kalioso. Demikian pula Sangiran tetap terdiam, tatkala R.D.M Verbeek dan R. Fennema mendeskripsi kondisi geologis pada tahun 1896, dan bahkan ketika Eugène Dubois –sang peletak dasar paleoanthropologi di Indonesia melalui penemuan Pithecanthropus erectus di Trinil —melaporkan adanya temuan fosil-fosil vertebrata di situs ini pada tahun 1907. Tak seorang pun sadar akan potensi luar biasa Situs Sangiran hingga dua dekade pertama abad 20, sehingga fokus penelitian pun –baik dari segi paleoanthrologi, paleontologi, geologi, maupun arkeologi—kurang terara, dan mengabadikan fase kegelapan itu lebih lama lagi.

Selengkapnya silahkan klik disini