Kemendikbudristek Hadirkan Tontonan Menarik pada Libur Nataru di Kanal Indonesiana TV

0
333

Mengantisipasi animo masyarakat berkegiatan di luar rumah di masa pandemi Covid-19, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menawarkan berbagai tayangan seni budaya yang menarik untuk dinikmati sebagai teman liburan selama natal dan tahun baru (Nataru). Masyarakat dapat menikmati tayangan tersebut dengan mengakses IndiHome, di 200 untuk SD, dan 916 untuk HD-nya, atau streaming di: Indonesiana.TV.

“Kemendikbudristek mengajak masyarakat melalui kampanye #BahagiadiRumah untuk menyaksikan berbagai tayangan seni budaya di rumah dalam menyambut momen libur Nataru sebagai bagian dari upaya bersama menjaga penyebaran virus Covid-19 yang saat ini sudah terkendali,” ujar Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Ditjen Kebudayaan, Kemendikbudristek, Ahmad Mahendra pada Silaturahmi Merdeka Belajar yang disiarkan langsung melalui webinar dan kanal Youtube Kemendikbud RI, Kamis (23/12).

“Apa yang disajikan dalam Kanal Indonesiana TV sangat menarik untuk membangun para seniman kita agar terus berkreasi dan inovasinya tak terbatas. Kita ingin sampaikan bahwa dengan teknologi, semua itu bisa dilakukan. Karya dan kreasi makin bagus, yang lama bisa disadur ulang, dan lain-lain,” tambahnya.

Pemanfaatan Kanal Indonesiana sebagai kanal pustaka Kemendikbudristek, dikatakan Direktur Mahendra, terus memperoleh apresiasi masyarakat. Hingga kini, tercatat 258 ribu orang telah menonton berbagai konten di kanal tersebut selama 81.525 jam. Genre yang tersedia, yaitu: 80 persen semua umur dan 20 persen untuk anak-anak. Mengangkat kebudayaan yang berkembang di seluruh Indonesia, kanal ini melibatkan Unit Pelaksana Teknis (UPT) kebudayaan dalam proses produksinya.

“Tahun depan kita akan terus tingkatkan kualitasnya. Terobosannya agar masyarakat berbahagia di rumah, ada dua tayangan, yaitu: Festival Musik Tradisional di Danau Toba dan Labuan Bajo serta Parade Seni Media Baru. Tahun depan kita mengupayakan agar Kanal Indonesiana TV bisa tayang di luar negeri. Saat ini kita sedang menerjemahkan semua tayangan kita ke Bahasa Inggris, Bahasa Spanyol, dan sebagainya,” kata dia.

Dijabarkan Mahendra, kerja sama dengan Bakti Kominfo juga dilakukan sehingga masyarakat di daerah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal) bisa menikmati tontonan di Kanal Indonesiana. Penjajakan terus dilakukan dengan PT. KAI, PT. Angkasa Pura, PT. Pelni, serta berbagai TV lokal di Bandung, Sumedang, dan Jawa Timur. Upaya kerja sama juga terus merambah hingga ke luar negeri. Penjajakan juga sudah dilakukan dengan Timor Leste, Korea Selatan, Venezuela, dan Amerika Selatan.

“Kita buka akses seluas-luasnya untuk memberikan literasi budaya kepada masyarakat. Kita perkuat diskusi terkait berbagai konten budaya, nonton bareng (nobar), dan lomba-lomba yang nanti tayang langsung di Indonesiana TV untuk memancing keterlibatan masyarakat di masa mendatang,” tegas Mahendra. Kanal Indonesiana TV akan memudahkan siapa pun untuk mendapat konten seni budaya dengan mudah, murah, cepat, dan akurat.

Menjelang libur Nataru, pegiat film Garin Nugroho mengatakan, dalam memilih tontonan, masyarakat sejatinya memiliki kemerdekaan untuk memilih. Namun katanya, akan lebih bermakna jika waktu yang mereka habiskan di rumah, diisi dengan kegiatan yang positif. “Bagi keluarga yang ingin menjalankan kemerdekaan dalam belajar, pilihlah (tontonan) yang berbasis ilmu pengetahuan, (sarat) wawasan nilai budaya. Salah satu pilihannya ada di kanal Youtube (Indonesiana) ini,” tuturnya.

Lebih lanjut, Garin mengatakan bahwa komunitas yang ada di Indonesia layaknya sebuah perpustakaan besar yang terdiri dari seni musik, seni pertunjukkan, dan seni tradisi lisan. Kemudian, seiring dengan peradaban manusia, perlu suatu upaya yang disebut alih wahana dalam berbudaya. “Misalkan ditampilkan di Youtube. Dengan masuk ke media baru ini, maka kesenian kini bisa dinikmati keluarga-keluarga Indonesia, sekolah, dan komunitas lainnya,” katanya seraya mengajak agar seluruh masyarakat Indonesia terus mendukung pengembangan seni budaya melalui kanal-kanal telekomunikasi modern.

“Terima kasih kepada Kemendikbudristek yang terus mendorong berbagai bentuk alih wahana untuk masuk ke Youtube ini yang berbasis pada komunitas dan pencapaian global maupun nasional,” imbuhnya.

Sementara itu, pegiat musik dan budaya serta Pelaksana Forum Manajemen Training Indonesia (FMTI) Danau Toba, Ojax Manalu berpendapat, keberadaan Indonesiana TV sangat bagus untuk mengekspos budaya. Hal tersebut berguna untuk menghadirkan masyarakat yang cerdas berbudaya berasaskan gotong royong. “Kanal ini harus membuka kesempatan agar seniman lokal terlibat aktif dalam produk budaya itu sendiri,” ucapnya.

Terkait dengan SDM budaya, Ojax menilai saat ini belum cukup banyak sehingga keberadaan kanal budaya diharapkan dapat membuat proses literasi dan edukasi seni budaya semakin tampak menarik. Menurutnya, peluang untuk mengembangkan metode literasi budaya secara mendalam seyogyanya juga harus terus dikembangkan. “Dengan kanal Indonesiana, peluang untuk mengenalkan budaya ada jalurnya sendiri,” kata Ojax optimistis.

Ojax Manalu yakin, Kanal Indonesiana menjadi bukti komitmen keberpihakan pemerintah terhadap pemajuan sektor budaya di Indonesia. “Kanal ini menjadi proses pembelajaran dan masyarakat akan menilai Kemendikbudristek memfasilitasi (berkembangnya budaya) secara merata,” tambah dia.

Pada kesempatan ini pula, Guru dan juga Pemenang Lomba Cipta Lagu Tradisi NTT, Simon Lakimbeli mengajak rekan-rekan seniman di daerah untuk giat berkarya. “Segeralah bergerak karena begitu banyak budaya di sekitar kita yang begitu kaya,” katanya.

Untuk melestarikan budaya, lingkungan terdekat yang bisa digunakan adalah keluarga. Keluarga perlu diedukasi akan keaslian suatu nilai budaya sehingga mereka bisa menularkannya kepada anak-anak. “Kita menyadari anak-anak kita lebih berminat pada hal-hal kebarat-baratan,” ungkap Simon prihatin.

Oleh karena itu, Kanal Indonesiana diharapkan menjadi wadah apresiasi budaya di mana seniman akan lebih merdeka memperkenalkan budaya kepada generasi muda. Bahkan, lebih baik lagi jika budaya bisa masuk ke dalam kurikulum di satuan pendidikan khususnya muatan lokal. “Di NTT masih terbatas dan sulit untuk memasukkan budaya ke dalam muatan lokal. Maka dari itu, perlu panduan dan sarana untuk mengenalkan budaya ini kepada anak-anak,” ujar Simon memberi penekanan.

Untuk diketahui, September 2021 lalu, Kemendikbudristek telah meluncurkan kanal media khusus budaya yang bernama Indonesiana. Kanal budaya Indonesiana ini diluncurkan sebagai Merdeka Belajar Episode ke-13 untuk mewadahi, mengintegrasikan, serta mempromosikan karya dan ekspresi budaya masyarakat Indonesia.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim kala itu menyampaikan, Kanal Indonesiana merupakan salah satu upaya mewujudkan visi pemajuan  kebudayaan, yakni Indonesia  bahagia berlandaskan  keanekaragaman budaya  yang mencerdaskan,  mendamaikan, dan menyejahterakan.

Sumber: kemdikbud.go.id