Jakarta, Kemendikbud — Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengapresiasi dukungan dan respon cepat dari Rumah Sakit PTN (RS PTN) dalam membantu penanganan pandemi Covid-19. Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Dikti (Dirjen Dikti), Nizam, menyampaikan bahwa sejak awal Maret, RS PTN dan Fakultas Kedokteran Perguruan Tinggi Negeri (FK PTN) secara intensif telah melakukan berbagai upaya untuk menyiapkan diri untuk bisa berperan sebagai test center dan melakukan penanganan pasien. Melihat antusiasme dan respon RS PTN tersebut, Kemendikbud telah melakukan revisi anggaran untuk memastikan keamanan dan keselamatan para relawan dan tenaga medis yang bertugas di RS PTN tersebut melalui kerja sama pengadaan APD dengan berbagai instansi pemerintah.
“Jadi kita bersinergi antara 5 kementerian dan lembaga yang berkolaborasi dalam upaya ini, baik dari Kemendikbud, Kementerian BUMN, Kementerian Kesehatan, Kemenko Maritim dan Investasi, serta BNPB. Jadi kita semua saling bahu membahu dalam mengatasi masalah ini. Kami juga apresiasi beberapa FK dan RS PTN tambahan yang juga bergabung dalam upaya kita bersama sehingga total saat ini ada 13 RS PTN dan 16 FK PTN yang siap bergabung dalam upaya kita bersama-sama,” ungkap Nizam dalam konferensi jarak jauh saat secara simbolis menyerahkan hibah Alat Perlindungan Diri (APD) kepada RS PTN di Jakarta pada Senin (6/4).
Saat menyerahkan hibah secara simbolis kepada RS PTN, Nizam menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas inisiatif dan semangat relawan yang bertugas di RSP bersama para dosen mereka.
“Atas nama Kemendikbud, saya sampaikan secara simbolis bantuan alat perlindungan diri untuk adik-adik relawan supaya nanti siap bertugas membantu di daerahnya masing-masing dan juga untuk RS PTN. Mudah-mudahan perlengkapan ini bisa membantu kelancaran tugas kita semua terutama adik-adik relawan dan rekan-rekan di RS PTN dan fakultas kedokteran sekalian untuk bisa menjalankan tugasnya dengan baik dan semuanya dalam kondisi yang terlindungi dan aman, semuanya sehat,” ucap Nizam.
Diungkapkan Nizam, pada saat ini terdapat 6 Polymerase Chain Reaction (PCR) yang dalam perjalanan ke Indonesia dan nanti dalam waktu dekat akan tiba di Singapura. Dua di antaranya sudah ada di Singapura dan beberapa akan menyusul. PCR ini akan dikirimkan terlebih dahulu ke Universitas Indonesia dan Universitas Airlangga yang merupakan episentrum saat ini, disusul Universitas Diponegoro, Universitas Gadjah Mada, Universitas Udayana dan PTN penanganan Covid-19 lainnya.
Saat ini sebanyak 13 RS PTN yang telah ditugaskan melakukan penanganan Covid-19, di antaranya 7 RS PTN Badan Hukum (PTN-BH), yaitu Universitas Indonesia, Universitas Airlangga, Universitas Diponegoro, Universitas Gadjah Mada, Universitas Hasanuddin, Universitas Indonesia, Universitas Padjadjaran, dan Universitas Sumatra Utara, serta 6 PTN Badan Layanan Umum (BLU), yaitu Universitas Andalas, Universitas Brawijaya, Universitas Mataram, Universitas Sebelas Maret, Universitas Tanjungpura, dan Universitas Udayana.
Selain 13 PTN yang telah disebutkan sebelumnya, PTN lain yang telah menyatakan kesediaannya untuk segera aktif mendukung penanganan Covid-19 dan sedang melakukan persiapan diantaranya Universitas Syiah Kuala, Universitas Jambi, Universitas Mulawarman. Selain itu, 3 FK Perguruan Tinggi Swasta (PTS) juga bersedia untuk mendukung, yaitu Universitas Pelita Harapan, Universitas Katolik Atmaja Jakarta, dan Universitas Trisakti. Diharapkan semakin banyak FK lain yang dapat berpartisipasi aktif dalam penanganan Covid-19.
Perhatian yang diberikan pemerintah dalam hal ini memberikan bantuan pada RS PTN mendapatkan apresiasi dari civitas akademika. Menurut perwakilan dari RS PTN, yaitu Direktur RS Universitas Indonesia, dr. Sukamto Koesno, bantuan ini meyakinkan para tenaga medis dan relawan bahwa mereka tidak sendirian dalam berjuang mengatasi bencana Covid-19 ini.
“Ini membuktikan bahwa apa yang disampaikan oleh Bapak Menteri bahwa budaya gotong royong yang ada pada kita itu tidak hanya sekedar slogan atau ucapan semata tetapi hari ini saya merasakan itu bersama kawan-kawan semua yang ada di rumah sakit ini, dan melihat bahwa inilah yang seharusnya sebuah bangsa lakukan dalam mengatasi musibah bencana bersama-sama,” pungkas Sukamto.
Sementara itu, salah satu relawan di RS Universitas Indonesia, Mariam Istiqhomariah Mulia, menjelaskan bahwa sebagai relawan yang diperbantukan di bagian surveilans, selain bekerja, dirinya juga belajar cara menerapkan keselamatan diri dalam penanganan pasien Covid-19. Bersama dengan 32 relawan lainnya, Mariam bertugas dari hari Senin s.d. hari Jumat.
“Latar belakang pendidikan saya adalah yang membuat hati saya tergerak untuk menjadi relawan. Saya lulusan dari fakultas kesehatan masyarakat. Saya juga berterima kasih kepada pemerintah atas perhatiannya lewat bantuan APD. Ini membuat kami percaya diri dalam terlibat kegiatan yang berkaitan dengan penanganan pasien Covid-19 di rumah sakit,” terangnya.
Sumber: www.kemdikbud.go.id