Situs Sangiran memiliki berbagai potensi dari kisah masa lalu kehidupan manusia purba yang memberikan berbagai pengetahuan bagi bangsa Indonesia dan juga dunia. Situs ini terbelah oleh Sungai Cemoro, di bagian selatan berada di Kabupaten Karangayar dan di utara merupakan bagian wilayah Kabupaten Sragen. Selain memiliki kekayaan masa lalu, Situs Sangiran juga memiliki kekayaan budaya di masa kini yang dapat dinikmati oleh publik.
Kekayaan budaya itu terus dilestarikan oleh masyarakat, baik berupa kekayaan budaya peninggalan nenek moyang maupun yang sudah dikreasi untuk menambah nilai budaya itu. Di masa kini, Situs Sangiran yang dihuni oleh sekitar 100.000 orang, masih menghargai peninggalan budaya warisan nenek moyang. Pelestarian budaya ini merupakan bagian dari melestarikan peninggalan nenek moyang dan juga menambah warna Situs Sangiran sekaligus mendukung upaya pelestarian Situs Sangiran.
Berbagai kelompok berupaya berperan dalam bidang budaya untuk melestarikan Situs Sangiran. Salah satunya adalah Kelompok Tari Purba yang berupaya menampilkan diri dalam bidang kesenian. Pandemi Covid-19 ini membuat mereka terpaksa berhenti berlatih dan membatalkan penampilan. “Kita ada perasaan kawatir terhadap Corona karena kita berkegiatan berhubungan dengan orang lain”, Warseno selaku Ketua Kelompok Tari Purba menjelaskan.
Hal senada dirasakan pula oleh kelompok kesenian lain seperti Teater Sangir yang rutin berlatih. “Latihan saya liburkan untuk sementara selama Corona”, aku Jumadi Ketua Teater Sangir.
Kedua kelompok ini merasakan dampak pandemi Covid-19 yang melanda dunia sejak akhir tahun 2019. Mereka merasakan dampak Covid-19 dengan pembatalan pementasan dan juga jadwal latihan yang harus ditiadakan. Sejak pemberlakuan kelaziman baru mereka berusaha untuk bangkit, mulai berlatih untuk memulihkan kepercayaan diri serta berusaha mulai melatih berbagai gerakan lama maupun berusaha merangkai gerakan tari yang baru.
Mereka berharap ada perhatian dari berbagai pihak, bukan hanya berupa materi tetapi juga berupa non-materi. “Saya terbuka sekali dan senang mas, terima kasih untuk support, semangat dan ikut ceritakan tentang Tari Purba ini”, aku Warseno.
Hal senada juga diungkap Jumadi, “Tujuan utama kami terlibat di sini adalah untuk menyelamatkan kesenian tradisional yg hampir punah, kami berusaha bangkit. Terima kasih BPSMP Sangiran atas fasilitasinya”. (Wiwit Hermanto)