Situs Trinil merupakan salah satu situs penting Kala Pleistosen di Indonesia. Pada tahun 1891 telah ditemukan atap tengkorak dan tulang paha Pithecantropus erectus (Homo erectus) di situs tersebut oleh Eugene Dubois. Peristiwa ini menandai penemuan dan penelitian situs-situs Kala Pleistosen di Jawa.
Berdasarkan data arkeologi, paleoantropologi, paleontologi, dan geologi yang ditemukan selama ini menunjukkan bahwa Situs Trinil mempunyai kontribusi besar sebagai situs manusia purba di Indonesia. Namun, besarnya potensi yang dimiliki belum didukung oleh upaya pelestarian yang memadai. Untuk itu, BPSMP Sangiran pada tanggal 11 hingga 22 September 2017 mengadakan kegiatan kajian potensi cagar budaya dengan yang ditujukan untuk melacak batas-batas situs. Kegiatan ini merupakan kelanjutan kajian yang dilaksanakan pada tahun 2015 dan 2016. Selama pelaksanaan kegiatan telah melibatkan arkeolog dan tenaga Juru Pelihara dari Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur.
Sebelum pelaksanaan kegiatan, BPSMP Sangiran juga melakukan koordinasi dengan pemerintah kabupaten setempat dalam hal ini Dinas Pemuda, Olah raga dan Pariwisata Kabupaten Ngawi. Serangkaian kegiatan di lapangan yang dilaksanakan antara lain berupa; pengumpulan data melalui survei dan ekskavasi, kegiatan pengelolaan temuan dari lapangan sebelum masuk ke dalam ruang koleksi (penyimpanan), analisis awal temuan, serta pelibatan masyarakat sekitar terkait dengan pelestarian dan pengembangan situs. Diharapkan dari kegiatan kajian ini dapat diketahui luas sebaran temuan sisa-sisa kehidupan masa purba Kala Pleistosen sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk pengelolaan Situs Trinil dimasa mendatang. (Haris Rahmanendra-Dian Nisa Anna Rahmayani)